Kairo, MINA – Menteri-menteri Luar Negeri Mesir, Yordania, dan Palestina mengadakan pembicaraan di Kairo tentang bagaimana memecahkan kebuntuan saat ini dalam proses perdamaian Israel-Palestina berdasarkan solusi dua negara.
Pada pertemuan tersebut, yang juga dihadiri oleh kepala intelijen dari tiga negara, para menteri membahas kemungkinan peta jalan politik untuk mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif, tambah laporan itu. Al-Araby melaporkan, Selasa (28/12).
“Mereka menilai ketegangan situasi di Palestina meningkat sebagai kelanjutan dari tindakan ilegal pemukiman Israel yang melemahkan peluang untuk mencapai perdamaian yang adil di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur,” menurut Pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir.
Solusi dua negara melibatkan pembentukan negara Palestina merdeka menurut perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sesuai dengan hukum internasional dan Inisiatif Perdamaian Arab, kata pernyataan itu.
Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti
Pada bulan Mei, Mesir berhasil menengahi gencatan senjata untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Jalur Gaza, yang menewaskan 274 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, dan 12 warga Israel tewas.
Pemboman Israel menghancurkan lebih dari seribu rumah di Gaza dan 50.000 warga mengungsi.
Mesir mengalokasikan $500 juta (sekitar Rp7,1 triliun) untuk membantu upaya rekonstruksi di Gaza, dengan perusahaan-perusahaan Mesir akan bertanggung jawab untuk membangun kembali bagian-bagian dari jalur tersebut.
Perdana Menteri Israel saat ini Naftali Bennett telah menentang pembentukan negara Palestina dan pemerintah koalisinya dari partai-partai tengah, sayap kiri dan sayap kanan telah sepakat untuk mempertahankan status quo. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Mi’raj News Agency (MINA)