Jakarta, 27 Jumadil Awwal 1437/6 Maret 2016 (MINA) – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengungkapkan optimismenya pada perhelatan tingkat tinggi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengenai Palestina dan Al-Quds di Jakarta untuk mengembalikan perhatian dunia pada Palestina.
Berangkat dari fakta itu pula, negara-negara anggota OKI menggagas sebuah pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa ke-5 di Jakarta pada 6-7 Maret 2016.
Retno beberapa waktu lalu mengingatkan masalah Palestina merupakan pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Kepedulian akan penderitaan rakyat Palestina, menjadi alasan kuat bagi dunia Islam untuk duduk bersama menyatukan pandangan dan upaya, setelah dalam beberapa waktu terakhir saling berseberangan dalam isu Suriah dan Yaman.
Selain mengembalikan isu Palestina ke radar dunia, Retno berharap dalam KTT Luar Biasa OKI ini muncul persatuan antarfaksi di Palestina. Selain itu, anggota OKI sendiri diharapkan untuk bersatu padu mewujudkan perdamaian di negara itu.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI) Yon Machmudi mengatakan, hasil nyata yang diharapkan dari KTT Luar Biasa OKI ini sejatinya tidak hanya berhenti pada mengembalikan isu Palestina ke radar internasional. Ajang “kumpul-kumpul” kelas internasional ini harus menghasilkan keputusan konkret yang bisa merealisaikan kemerdekaan Palestina.
“Katakanlah KTT ini akan melahirkan Deklarasi Jakarta maka deklarasi itu harus dapat segera diimplementasikan dan didukung penuh oleh para anggota OKI,” kata Yon kepada ANTARA pekan ini.
Persoalan Palestina adalah masalah serius yang harus diselesaikan secara adil. “Semua anggota OKI memiliki tanggung jawab moral untuk membantu terbentuknya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” katanya.
Eksistensi OKI, Yon menambahkan, akan dilihat dari keberhasilannya dalam merealisasikan kemerdekaan Palestina. karena itu pulalah yang menjadi salah satu alasan OKI digagas.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Yon mengatakan sudah hampir 45 tahun sejak OKI berdiri secara resmi pada 1971, penyelesaian Palestina belum mendapatkan kemajuan berarti, bahkan Israel secara brutal melakukan pendudukan terhadap wilayah Palestina.
Karena itu, katanya, sudah saatnya Indonesia menunjukkan peran pentingnya di dunia Islam dengan mendorong lahirnya deklarasi baru yang benar-benar memberikan solusi konkret terhadap persoalan Palestina terutama dalam melindungi Masjid Al-Aqsha.
Peran KTT dan Indonesia
KTT Luar Biasa OKI di Jakarta, dijadwalkan dihadiri 55 perwakilan negara dan pemerintah OKI. Dalam KTT Luar Biasa OKI ke-5 ini rencananya menghasilkan dua dokumen soal Palestina dan al-Quds Al-Syarif (Kota Suci Yerusalem), yaitu dokumen resolusi dan deklarasi.
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
Dokumen resolusi akan berisi konfirmasi kembali negara-negara OKI dengan fokus Palestina dan Yerusalem yang menjadi lokasi Masjid Al-Aqsha.
Sementara itu, dokumen deklarasi akan lebih padat dan singkat, berisi langkah konkret ke depan untuk menindaklanjuti hal-hal yang disepakati negara-negara OKI terkait dengan Palestina dan Yerusalem.
Sidang luar biasa kali ini merupakan bentuk nyata upaya negara-negara OKI untuk mendorong penyelesaian konflik di Palestina seiring memburuknya situasi di lapangan terkait merebaknya insiden penusukan.
Bertambahnya pengakuan negara-negara internasional terhadap Palestina juga merupakan momentum baik yang harus selalu dijaga.
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza
Hingga kini tercatat 137 negara, termasuk Indonesia, telah mengakui keberadaannya. Palestina juga berhasil menjadi negara peninjau PBB setelah melalui perjuangan dan proses berliku dari komunitas internasional.
Peranan Indonesia juga tidak kecil dalam mempersiapkan kapasitas Bangsa Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, melalui pelatihan tata kelola pemerintahan yang baik, pendidikan, kepolisian, pertanian, dan keterampilan lainnya.
Menurut data pemerintah, hingga pada akhir 2014 lalu, Indonesia telah melakukan pelatihan pembangunan kapasitas bagi 10.000 warga Palestina di berbagai bidang. (L/R04/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir