Roma, 12 Muharram 1438/13 Oktober 2016 (MINA) – Menteri Luar Negeri (Menlu) Italia, Jerman, dan Perancis menyatakan keprihatinan atas situasi di kota Aleppo, Suriah, saat ini,yang mereka sebut sudah ‘tidak dapat ditoleransi’.
Pernyataan itu datang setelah Menlu Italia Paolo Gentiloni menggelar pertemuan dengan rekan sejabatnya dari Jerman dan Perancis, Frank-Walter Steinmeier dan Jean-Marc Ayrault, di Roma, Italia pada Rabu (12/10) sore waktu setempat. Isu Suriah jadi bahasan yang mendominasi pertemuan tiga pihak itu.
“Italia, Perancis, dan Jerman ingin angkat suara terhadap situasi di timur Aleppo, yang tidak dapat diterima dari sudut pandang manusia dan politik,” kata Gentiloni dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan tersebut. Kantor berita Cina, Xinhua, melaporkannya yang dikutip MINA.
Gentiloni menekankan bahwa solusi militer untuk konflik Suriah tidak layak, dan ia menyerukan upaya diplomatik untuk mengakhiri perang lima tahun yang telah menewaskan lebih 400.000 orang tersebut.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
“Pertemuan itu disebut diminta oleh Italia untuk mengatasi krisis Suriah dan tantangan utama yang dihadapi Uni Eropa (EU) dalam perspektif Brexit (keputusan Inggris keluar dari UE),” kata Kementerian Luar Negeri Italia dalam sebuah pernyataan.
Mereka juga mengkritik dukungan Rusia terhadap rezim Presiden Bashar Al-Assad, terutama serangan masif Moskow yang menimbulkan tragedi kemanusiaan di kota Aleppo.
Sebelumnya, Presiden Perancis, Fracois Hollande, menegaskan serangan udara Rusia dan Suriah yang menargetkan kepentingan sipil dan rumah sakit di Aleppo merupakan kejahatan perang yang harus diusut oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC). (T/P022/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun