Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menlu Prancis dan Jerman Bertemu Penguasa De Facto Suriah

Rudi Hendrik Editor : Widi Kusnadi - 18 detik yang lalu

18 detik yang lalu

0 Views

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot dan Jerman Annalena Baerbock bertemu dengan Ahmed al-Sharaa, penguasa de facto Suriah yang baru di Damaskus, Jumat, 3 januari 2025. (Gambar: X)

Damaskus, MINA – Menteri Luar Negeri Prancis dan Jerman telah bertemu dengan para penguasa de facto Suriah yang baru di Damaskus, menandai perjalanan pertama pejabat tinggi Eropa ke negara itu sejak jatuhnya mantan presiden Bashar al-Assad bulan lalu.

Annalena Baerbock dari Jerman dan Jean-Noel Barrot dari Prancis mengadakan pembicaraan dengan pemimpin de facto Suriah Ahmed al-Sharaa, yang juga dikenal luas dengan nama Abu Mohammed al-Julani, di ibu kota Suriah, Damaskus, Jumat (3/1), Al Jazeera melaporkan.

Kunjungan mereka dilakukan saat pemerintah Barat membuka jalur dengan kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pimpinan al-Sharaa, sebuah kelompok yang memiliki hubungan masa lalu dengan al-Qaeda yang memimpin pemberontakan terhadap al-Assad.

Sedang terjadi perdebatan di negara-negara Eropa apakah akan mencabut label “teroris” dari HTS.

Baca Juga: DK PBB Gelar Sidang Darurat Bahas Serangan Israel terhadap Rumah Sakit di Gaza

Barrot mendarat pertama kali di Damaskus pada Jumat pagi, setelah mengunggah di platform media sosial X bahwa Prancis dan Jerman mendukung rakyat Suriah “dalam segala keberagaman mereka.”

Kedua negara juga menyuarakan dukungan untuk “transisi yang damai dan penuh tuntutan demi kepentingan rakyat Suriah dan demi stabilitas regional.”

“Solusi politik harus dicapai dengan sekutu Prancis, Suku Kurdi, sehingga mereka terintegrasi sepenuhnya dalam proses politik yang dimulai hari ini,” kata Barrot setelah bertemu dengan perwakilan masyarakat sipil di Damaskus.

Dalam jumpa pers setelah bertemu dengan pemerintahan baru Suriah, Baerbock mengatakan: “Dalam pembicaraan kami hari ini, kami menegaskan bahwa Eropa akan mendukung [Suriah], tetapi Eropa tidak akan menjadi pemodal bagi struktur-struktur Islamis.”

Baca Juga: Parlemen Tunisia Serukan Tindakan Global Hentikan Kekejaman Israel di Gaza

“Kelompok etnis dan agama, baik laki-laki maupun perempuan … harus dilibatkan dalam proses konstitusional dan pemerintahan Suriah di masa mendatang,” tambahnya. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: AS akan Bangun Pangkalan Baru di Suriah Utara

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Dunia Islam
Internasional
Dunia Islam