Jakarta, MINA – “Indonesia gencar membuka pasar perdagangan baru di Afrika”. Komitmen ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno L.P Marsudi saat menerima Wakil Perdana Menteri Kedua Republik Uganda, Y.M. A.M. Kirunda Kivejinja di Gedung Pancasila, Selasa (24/7).
Berbagai tindaklanjut Indonesia-Afrika Forum dilakukan Indonesia untuk semakin memperluas dan meningkatkan hubungan Indonesia dengan negara-negara di Afrika. Uganda merupakan salah satu mitra dagang penting Indonesia di kawasan Afrika Timur.
Uganda memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan tren perdagangan kedua negara terus meningkat dalam 5 tahun terakhir. Demikian keterangan tertulis Kemlu RI yang diterima MINA.
Indonesia juga membidik kesempatan kerja sama ekonomi yang lebih luas dengan kawasan Afrika Timur. Untuk itu, Indonesia usulkan pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dengan East African Community (EAC).
Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres
“Dukungan Y.M. Kivejinja dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Menteri Negara Anggota Afrika Timur (Chairman of East African Community Council of Ministers) sangat vital” kata Menlu Retno.
Peluang kerja sama infrastruktur dengan Uganda cukupt besar. Untuk itu, Menlu RI membahas lebih rinci potrensi Perusahaan dan BUMN Indonesia untuk dapat membangun infrastruktur di Uganda.
“Rencana penyelenggaraan Indonesia – Africa Infrastructure Dialogue (IAID) pada bulan Agustus 2019 mendatang sangat strategis,” tambah Menlu Retno.
Terkait hal tersebut, Indonesia harapkan partisipasi aktif Uganda dalam IAID dan mengajak pihak Uganda untuk bekerja sama dalam merancang sejumlah proyek joint venture bidang infrastruktur, senilai USD 20-30 juta.
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia
Dalam kesempatan ini, Menlu Retno kembali menawarkan Uganda untuk memanfaaatkan fasilitas pembiayaan melalui Eximbank Indonesia.
Disamping memperkuat kerja sama ekonomi, Menlu Retno juga menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi mitra pembangunan bagi Uganda melalui kerja sama teknis. Beberapa sektor pembangunan kapasitas yang Indonesia tawarkan adalah pertanian, perikanan, kehutanan dan UMKM.
Di bagian lain, Menlu Retno mempromosikan produk-produk industri strategis Indonesia kepada Uganda, yang pernah menyatakan minatnya untuk membeli produksi alutsista (militer) Indonesia. Menlu Retno mengharapkan adanya realisasi atas minat tersebut.
Dalam rangkaian kunjungan ke Indonesia tanggal 23 – 26 Juli 2018, Y.M. A.M. Kirunda Kivejinja beserta delegasi akan melakukan berbagai pertemuan a.l. dengan Menristekdikti untuk membahas peningkatan kapasitas sumber daya manusia, Wamen ESDM untuk membahas kerja sama energi, pejabat Kementerian Perdagangan dan Ketua KADIN.
Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad
Hubungan diplomatik RI-Uganda dibuka pada tahun 1982. Nilai total perdagangan RI-Uganda periode 2013-2017 naik rata-rata 3,41% per tahun. Nilai perdagangan bilateral 2017 sebesar USD 34,34 juta, naik dari USD 22,11 juta pada tahun 2016 (kenaikan 55%).
Di bidang pendidikan, selama periode 2008 – 2017, Indonesia telah memberikan beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) kepada 37 warga negara Uganda. Sejak tahun 1999 hingga 2017, Indonesia telah memberikan pelatihan kepada 13 orang peserta asal Uganda, diantaranya mengenai pelatihan diplomatik, sistem pengairan, perikanan dan peace support operation course (PSO).(L/R04/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Selasa Siang Hingga Sore Ini