Abidjan, Pantai Gading, 18 Syawwal 1438/12 Juli 2017 (MINA) – Dalam pertemuan debat umum khusus mengenai Pemuda dan Perdamaian,Menteri Luar Negeri (Menlu) RI kembali menyapaikan pentingnya pemahaman terhadap nilai-nilai dialog, toleransi dan saling menghargai perbedaan.
Hal tersebut disampaikan Menlu Retno dalam Pertemuan ke-44 Dewan Menteri Luar Negeri Negara-Negara Anggota OKI (OIC Council of Foreign Ministers/CFM). Demikian keterangan pers Kemlu RI, Rabu (12/7).
Menlu menekankan, semua negara OKI memiliki kewajiban untuk meneruskan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda. “Jika anak-anak dibiasakan dengan kekerasan maka mereka akan tumbuh menjadi manusia yang penuh dengan kekerasan. Jika anak-anak hanya melihat senjata, maka saya khawatir anak-anak akan berkeyakinan bahwa senjata akan dapat menyelesaikan semuanya,” tegasnya.
Lebih lanjut Menlu menyampaikan, kondisi kondusif harus diciptakan oleh negara-negara OKI agar generasi muda dapat tumbuh lebih baik. Selain kondisi kondusif, kerja sama OKI yang terpusat pada pendidikan untuk anak-anak muda juga perlu ditingkatkan, salah satunya terkait entrepreneurship.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Menlu juga mendorong agar negara-negara anggota OKI dapat mengimplementasi OIC-2035 program aksi khususnya terkait peningkatan kapasitas bagi generasi muda.
Di sela-sela KTM OKI, Menlu RI telah melakukan 17 pertemuan, antara lain dengan Palestina, Pakistan, Kyrgysztan, Uzbekistan, Tajkistan, Mesir, Qatar, Pantai Gading, Gambia, Kuwait, Bangladesh, Guniea, Suriname, Niger, Iran, Sekjen OKI, dan juga dengan Commissioner General dari UNRWA.
Dalam berbagai pertemuan tersebut, selain peningkatan kerja sama bilateral juga secara khusus dibahas mengenai pencalonan Indonesia untuk Dewan Keamanan PBB, kerja sama teknis, serta upaya untuk meningkatkan mekanisme kerja OKI agar lebih transparan, demokratis, dan inklusif.(T/R04/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)