Jakarta, MINA – Hasil kerja pelaksanaan politik luar negeri Indonesia dalam empat tahun terakhir dipaparkan oleh Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, dalam pernyataan pers tahunan yang disampaikan di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Jakarta, Rabu (8/1).
Indonesia membuka tahun 2019 dengan keanggotaan Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Keanggotaan ini masih akan berlangsung sampai akhir 2020. “Investing in peace” adalah ruh besar yang mendasari kerja Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB.
“Selama satu tahun kemarin, Indonesia banyak melakukan investasi pada isu perempuan, perdamaian dan keamanan. Women, peace and security issues,” ujar Retno
Bidang ekonomi juga menjadi salah satu prioritas Kemlu. Dalam hal ini, tahun 2019 perundingan CEPA dengan Australia dan EFTA telah diselesaikan. Perundingan PTA dengan Mozambique, PTA pertama Indonesia di benua Afrika, juga telah diselesaikan. Perundingan FTA dengan Chile, perjanjian pertama di kawasan Amerika Latin dan Karibia, juga telah selesai.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
“Indonesia konsisten menjalin kerja sama ekonomi seluas mungkin berdasarkan asas saling menguntungkan, saya ulangi, berdasarkan asas saling menguntungkan. Kerja sama perdagangan dan investasi seharusnya dapat saling menguntungkan, berkeadilan, dan bukan zero-sum game.” tegas Menlu Retno
Tidak kalah penting, atas prakarsa Indonesia, pada 19 Desember 2019, Majelis Umum PBB telah mensahkan secara konsensus resolusi mengenai ekonomi kreatif dan menetapkan tahun 2021 sebagai Tahun Ekonomi Kreatif International, International Year of Creative Economy for Sustainable Development.
Dan dalam diplomasi kemanusiaan, pada Desember 2019, Indonesia telah menyerahkan satu buah Rumah Sakit Indonesia kepada Pemerintah Myanmar, Rumah Sakit bantuan masyarakat Indonesia terletak di Mrauk U, Rakhine State, Myanmar.
Rumah Sakit Indonesia dibangun dengan melibatkan penduduk dari berbagai macam latar belakang agama dan etnis dan diharapkan dapat mendekatkan jarak diantara masyarakat Rakhine State.
“Rumah sakit tersebut juga diharapkan dapat membantu kebutuhan masyarakat setempat akan pelayanan kesehatan yang inklusif,” kata Menlu Retno
Di bidang kemananan, tahun 2019 ditutup dengan pembebasan 2 WNI yang disandera di Filipina Selatan. Dalam lima tahun ini, Pemerintah telah membebaskan 45 orang WNI yang disandera. Saat ini, Indonesia masih berupaya untuk membebaskan satu orang lagi WNI yang disandera.
“Kedepan, penting bagi Indonesia-Malaysia-Filipina untuk menguatkan langkah prevensi agar korban tidak terus jatuh. Kerja sama trilateral, penjagaan keamanan di perairan Sulu dan sekitarnya, penting untuk ditingkatkan.” terang Menlu Retno
Mengakhiri pernyataan pers tahunan, Menlu Retno mengutip pernyataan Presiden Soekarno “… Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam.”
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Diplomasi tidak lagi hanya didominasi oleh kerja diplomat. Pemangku kepentingan lainnya adalah juga pejuang diplomasi Indonesia. Mari sama-sama bekerja keras, untuk bangsa Indonesia yang maju, sejahtera dan bermartabat,” ujar Menlu Retno menutup pidatonya.(RA-1/B04)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah