Jakarta, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan, sejak ditandatanganinya Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) 50 tahun lalu, ternyata dunia masih jauh dari penghapusan total senjata nuklir.
“75 tahun sejak berdirinya PBB, dan 50 tahun sejak penandatanganan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), dunia masih jauh dari penghapusan total senjata nuklir”, tegas Menlu pada Pertemuan Tingkat Tinggi Peringatan dan Promosi Hari Internasional Penghapusan Total Senjata Nuklir yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (2/10).
Menlu RI menambahkan, tidak adanya kemajuan dalam upaya penghapusan senjata nuklir mengakibatkan timbulnya defisit kepercayaan di antara negara-negara di dunia.
Untuk mencapai penghapusan total senjata nuklir, Menlu RI menggarisbawahi tiga hal penting, antara lain: Pertama, penerapan dan penegakkan Traktat Non-Proliferasi Nuklir.
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia
Dalam kaitan itu, Retno menyampaikan, partisipasi penuh dan komitmen dari seluruh negara, termasuk negara pemilik senjata nuklir sangat diperlukan.
Kedua, penguatan mekanisme dan arsitektur perlucutan senjata global. Beberapa mekanisme perlucutan senjata seperti Konferensi Perlucutan Senjata (Conference of Disarmament), larangan uji coba nuklir komprehensif (CTBT) dan mekanisme lainnya harus diupayakan penegakannya agar tujuan penghapusan total senjata nuklir dapat tercapai.
Ketiga, memastikan perlucutan senjata nuklir dapat berdampak positif pada kesejahteraan dunia.
“Pandemi COVID-19 merupakan pengingat kita bahwa perlindungan manusia dan kemanusiaan hanya dapat tercapai melalui solidaritas global dan bukan melalui senjata nuklir,” ujar Menlu.
Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad
Menlu RI menutup pidatonya dengan menyampaikan bahwa mempertahankan keberadaan senjata nuklir adalah jelas situasi zero-sum, sementara pemusnahan total senjata nuklir akan memastikan keberlangsungan umat manusia ke depan.
Pertemuan tersebut merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-75 yang berlangsung sejak tanggal 21 September 2020. (R/RE1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Selasa Siang Hingga Sore Ini