New York, MINA – Menteri Luar Negeri RI Retno L.P Marsudi menyatakan pentingnya upaya deradikalisasi dalam melawan terorisme, seperti yang telah dibuktikan oleh Yayasan Lingkar Perdamaian kepada mantan narapidana terorisme. Hal tersebut dapat menangkal secara efektif.
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Retno pada Sidang Pleno Tingkat Menteri Global Counter Terrorism Forum (GCTF) di New York, Amerika Serikat. Demikian keterangan pers Kemlu RI yang diterima MINA, Kamis (21/9).
Menlu Retno menegaskan, saat ini tengah terjadi regionalisasi terorisme, seperti yang terjadi di Kota Marawi, Filipina. Di saat yang sama, kelompok teroris terus melakukan upaya rekrutmen, khususnya terhadap generasi muda.
“Kita harus mampu memutus rantai terorisme antar-generasi dan juga harus antisipasi masuknya foreign terrorist fighter ke wilayah kita”, kata Menlu Retno.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Selanjutnya Menlu Retno menekankan bahwa strategi pencegahan maupun deradikalisasi cukup berhasil di Indonesia. Ia juga berbagi resep sukses Indonesia dalam menjalankan program deradikalisasi ke akar rumput. Contoh yang dipaparkan adalah keberhasilan pembinaan mantan kombatan menjadi agen deradikalisasi.
Program konkret lain yang diangkat Menlu Retno adalah perlunya untuk menyuarakan kontra narasi terhadap propaganda para teroris melalui testimoni mantan teroris dan anggota keluarganya. Testimoni ini mengangkat cerita pengalaman buruk mereka bersama kelompok teroris dan himbauan untuk tidak bergabung.
Menlu Retno pada kesempatan ini juga memaparkan capaian Indonesia selama menjabat Ketua Bersama Kelompok Kerja Detensi dan Reintegrasi dibawah kerangka GCTF. Keberhasilan ini akan dilanjutkan dalam Keketuaan Indonesia selanjutnya dalam Kelompok Kerja Countering Violent Extremism (CVE) periode 2017-2019.
“Indonesia dan Australia akan mempromosikan upaya membangun kontra naratif, penanganan CVE di penjara, deradikalisasi FTF returnee dan keluarganya, meningkatkan pengetahuan dan daya tangkal masyarakat mengenai bahaya radikalisme, ektremisme, dan terorisme,” jelas Menlu Retno.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
GCTF adalah forum pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri dari 30 negara yang dilaksanakan satu kali setahun sejak 2011, untuk mendiskusikan dan menyelarasakan upaya penanggulangan terorisme global.(R/R04/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina