Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menlu RI Tekankan Pentingnya Upaya Deradikalisasi dalam Melawan Terorisme

Nidiya Fitriyah - Jumat, 22 September 2017 - 00:09 WIB

Jumat, 22 September 2017 - 00:09 WIB

269 Views ㅤ

Foto: Kemlu RI

pbb-kemlu-300x300.jpg" alt="" width="300" height="300" /> Foto: Kemlu RI

New York, MINA – Menteri Luar Negeri RI Retno L.P Marsudi menyatakan pentingnya upaya deradikalisasi dalam melawan terorisme,  seperti yang telah dibuktikan oleh Yayasan Lingkar Perdamaian kepada mantan narapidana terorisme. Hal tersebut dapat menangkal secara efektif.

Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Retno  pada Sidang Pleno Tingkat Menteri Global Counter Terrorism Forum (GCTF) di New York, Amerika Serikat. Demikian keterangan pers Kemlu RI yang diterima MINA, Kamis (21/9).

Menlu Retno menegaskan, saat ini tengah terjadi regionalisasi terorisme, seperti yang terjadi di Kota Marawi, Filipina. Di saat yang sama, kelompok teroris terus melakukan upaya rekrutmen, khususnya terhadap generasi muda.

“Kita harus mampu memutus rantai terorisme antar-generasi dan juga harus antisipasi masuknya foreign terrorist fighter ke wilayah kita”, kata Menlu Retno.

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Selanjutnya Menlu Retno menekankan bahwa strategi pencegahan maupun deradikalisasi cukup berhasil di Indonesia. Ia  juga berbagi resep sukses Indonesia dalam menjalankan program deradikalisasi ke akar rumput. Contoh yang dipaparkan adalah keberhasilan pembinaan mantan kombatan menjadi agen deradikalisasi.

Program konkret lain yang diangkat Menlu Retno adalah perlunya untuk menyuarakan kontra narasi terhadap propaganda para teroris melalui testimoni mantan teroris dan anggota keluarganya. Testimoni ini mengangkat cerita pengalaman buruk mereka bersama kelompok teroris dan himbauan untuk tidak bergabung.

Menlu Retno pada kesempatan ini juga memaparkan capaian Indonesia selama menjabat Ketua Bersama Kelompok Kerja Detensi dan Reintegrasi dibawah kerangka GCTF. Keberhasilan ini akan dilanjutkan dalam Keketuaan Indonesia selanjutnya dalam Kelompok Kerja Countering Violent Extremism (CVE) periode 2017-2019.

Indonesia dan Australia akan mempromosikan upaya membangun kontra naratif, penanganan CVE di penjara, deradikalisasi FTF returnee dan keluarganya, meningkatkan pengetahuan dan daya tangkal masyarakat mengenai bahaya radikalisme, ektremisme, dan terorisme,” jelas Menlu Retno.

Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza

GCTF adalah forum pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri dari 30 negara yang dilaksanakan satu kali setahun sejak 2011, untuk mendiskusikan dan menyelarasakan upaya penanggulangan terorisme global.(R/R04/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Wamenlu RI Anis Matta (foto: Kemlu RI l
Indonesia
Indonesia
Palestina