New York, 14 Dzulhijjah 1436/28 September 2015 (MINA) – Menlu RI, Retno L.P. Marsudi, mengusulkan Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan dialog antar-kepercayaan MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia) pada pertemuan Menlu MIKTA di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-70 di New York (26/09) yang dipimpin oleh Menlu Australia, Julie Bishop.
Menlu Retno menyatakan dialog antar-kepercayaan merupakan bagian penting sebagai pendekatan untuk membentuk sebuah kekuatan guna dalam menangani masalah terorisme. Demikian rilis resmi dari Kementrian Luar Negeri RI, yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menlu Retno juga memaparkan usulan kerja sama konkret lain dalam pemberantasan terorisme melalui kerja sama intelijen dan pertukaran informasi legislasi hukum nasional antar negara MIKTA terkait FTF (Foreign Terrorist Fighters).
“Indonesia senantiasa berkomitmen untuk memerangi terorisme. Penanganan masalah terorisme perlu dilakukan secara komprehensif mencakup pencegahan, deteksi dini, tindakan hukum, serta rehabilitasi,” ujar Menlu Retno.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Agenda penting lain yang dibahas adalah isu perubahan iklim. Para Menlu menyampaikan komitmen untuk mendukung disepakatinya perjanjian perubahan iklim yang baru pada konferensi United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)/COP-21 di Paris, 30 November – 11 Desember 2015 mendatang.
Menlu Retno menjelaskan Indonesia telah menyampaikan Intended Nationally Determined Contributions (INDC) kepada Sekretariat UNFCCC pada tanggal 24 September 2015. Indonesia berkomitmen mengurangi emisi sebesar 29% pada tahun 2030 secara sukarela atau hingga 41% dengan dukungan masyarakat internasional.
“Sebagai negara berkembang komitmen INDC Indonesia sangat maju. Penting bagi MIKTA bekerja sama agar dapat saling mendukung meningkatkan kapasitas guna meningkatkan resiliensi masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim,” tuturnya.
Pertemuan kali ini merupakan pertemuan ke-6 Menlu MIKTA sejak didirikan pada tahun 2013. Pertemuan menghasilkan komunike bersama (Joint Communique) yang berisi sikap para menlu MIKTA terhadap situasi global dan regional saat ini serta pernyataan bersama (Joint Statement) mengenai perubahan iklim.(T/P008/R02)
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)