Kairo, MINA – Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir mengatakan bahwa pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat (AS) ke Yerusalem adalah tindakan ilegal secara hukum internasional.
“Setiap kedutaan pindah ke Yerusalem dianggap batal demi hukum,” ujarnya seperti disebutkan Arab News.
Ia berbicara di hadapan para menteri luar negeri Arab saat untuk membahas perkembangan Gaza dan Yerusalem pada pertemuan luar biasa Liga Arab di Kairo pada Kamis (17/5/2018).
“Pertemuan kami hari ini datang pada saat yang paling penting ketika AS telah memindahkan kedutaannya ke Yerusalem,” kata Adel Al-Jubeir dalam sesi pembukaan pertemuan itu.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit, menyerukan penyelidikan internasional terhadap dugaan “kejahatan” yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap Palestina selama kekerasan mematikan di sepanjang perbatasan Gaza pekan ini.
“Kami menyerukan penyelidikan internasional yang kredibel mengenai kejahatan yang dilakukan oleh pendudukan,” kata Aboul Gheit pada sesi pembukaan pertemuan luar biasa itu.
Aboul Gheit melanjutkan dengan mengatakan, “Kami menghadapi keadaan agresi terang-terangan terhadap hukum internasional dan legitimasi yang diwujudkan oleh pemindahan kedutaan AS di negara pendudukan Yerusalem.”
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki berterima kasih kepada Arab Saudi karena menyerukan pertemuan darurat Liga Arab untuk membahas pembunuhan Israel di Gaza dan pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem.
Baca Juga: Dokter Palestina Kumpulkan Dana untuk Pendidikan Kedokteran di Gaza
Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengecam langkah kedutaan AS dan mengatakan “setiap langkah kedutaan ke Yerusalem dianggap batal dan batal.”
Pada kesempatan sama, Menteri Luar Negeri Kuwait Sabah Al-Khalid Al-Sabah mengatakan bahwa itu adalah ketidakmampuan Dewan Keamanan PBB untuk melaksanakan misinya untuk mencegah terjadinya pelanggaran Israel.
Delegasi permanen Liga Arab yang berbasis di Kairo bertemu pada hari Rabu (16/5/2018) untuk mempersiapkan sesi menteri yang disebut oleh Arab Saudi dengan “agresi Israel terhadap rakyat Palestina.” (T/RS2/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas