Davos, MINA – Menteri Luar Negeri Arab Saudi menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza, dan menegaskan minat Kerajaan tersebut terhadap potensi perjanjian normalisasi dengan Israel. Demikian dikutip dari Memo, Jum’at, (19/1).
Pangeran Faisal Bin Farhan menyampaikan komentarnya di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, tempat para tokoh politik dan eksekutif bisnis dari seluruh dunia bertemu untuk membahas peristiwa saat ini dan masa depan.
“Perdamaian dan keamanan bagi Israel terkait erat dengan perdamaian dan keamanan Palestina,” kata Bin Farhan. “Kami sepenuhnya setuju dengan hal itu.”
Dia menyoroti upaya yang sedang berlangsung, bekerja sama dengan pemerintah AS, untuk perdamaian regional melalui pembentukan negara Palestina.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Kami sepakat bahwa perdamaian regional mencakup perdamaian bagi Israel, namun hal itu hanya dapat terjadi melalui perdamaian bagi Palestina, melalui (berdirinya) negara Palestina merdeka. Ini adalah sesuatu yang telah kami kerjakan bersama dengan pemerintah AS, dan ini lebih relevan dalam konteks Gaza.”
Namun, diplomat tinggi Saudi memperingatkan bahwa serangan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza saat ini membahayakan prospek perdamaian dan keamanan regional.
“Apa yang dilakukan Israel saat ini adalah membahayakan prospek perdamaian dan keamanan regional.”
Harus ada gencatan senjata di semua pihak, kata Bin Farhan. “Itu harus menjadi titik awal perdamaian.” Ketika ditanya apakah Arab Saudi akan mengakui Israel sebagai bagian dari perjanjian politik yang lebih luas, dia menjawab, “Tentu.”
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Sebelum serangan tanggal 7 Oktober, Washington telah menengahi pembicaraan antara Riyadh dan Tel Aviv, yang dianggap sebagai terobosan diplomatik terbesar di kawasan ini karena Arab Saudi dianggap sebagai negara paling berpengaruh di Teluk dan dunia Arab dan Muslim.
Pendudukan Israel telah terlibat dalam serangan militer mematikan terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober, menimbulkan sedikitnya 24.100 syahid dan melukai 60.834 lainnya.
Haaretz telah mengungkapkan bahwa helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh lebih dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh pejuang perlawanan Palestina dalam serangan bersenjata bulan Oktober.
Serangan di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan. Sekitar 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB. (T/B03/P1)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj News Agency (MINA)