Riyadh, MINA – Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan mengatakan negaranya serius tentang pembicaraan dengan Iran, sebuah perkembangan yang dilihat sebagai sinyal untuk memperbaiki hubungan kedua negara.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Inggris The Financial Times yang diterbitkan pada hari Jumat (15/10), Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan: “Kami serius tentang pembicaraan itu. Bagi kami, itu bukan perubahan besar. Kami selalu mengatakan kami ingin menemukan cara untuk menstabilkan kawasan ini,” Anadolu melaporkan.
Menteri Saudi mengatakan pembicaraan dengan Iran berlangsung “ramah,” dan menggambarkan negosiasi sebagai “eksplorasi.”
Surat kabar itu mengutip pejabat lain yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan permintaan Iran untuk membuka konsulatnya di Jeddah, tetapi pembicaraan tersebut belum membuat kemajuan yang cukup untuk memulihkan hubungan diplomatik penuh.
Baca Juga: Badan Nuklir IAEA Diminta Netral dalam Perundingan Teheran-Washington
Menurut surat kabar itu, kerajaan telah mengadakan empat putaran pembicaraan dengan Iran sejak April, termasuk pertemuan pertama bulan lalu dengan pemerintahan Presiden Ebrahim Raisi yang baru.
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian mengatakan negaranya telah memulai pembicaraan baru dengan Arab Saudi di Yaman.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran Amerika CNBC, ia mengatakan Iran selalu percaya bahwa solusi untuk masalah Yaman terletak pada jalur politik.
Kedua negara memutuskan hubungan diplomatik pada Januari 2016 menyusul serangan terhadap Kedutaan Besar Saudi di Teheran setelah ulama Syiah Nimr al-Nimr dieksekusi oleh otoritas Saudi.
Baca Juga: Ratusan Pemukim Ilegal Israel Serbu Masjid Al-Aqsa di Hari Kedua Paskah Yahudi
Hubungan antara keduanya semakin memburuk setelah Iran pada September 2016 menuduh pihak berwenang Saudi dengan sengaja menyebabkan kematian sekitar 400 peziarah Iran dalam penyerbuan 2015 di kota suci Mekkah.
Kedua belah pihak sejak itu terlibat dalam persaingan regional yang kuat, sering kali saling menuduh mengobarkan perang proksi untuk pengaruh regional. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah Turkiye dan Mesir, Prabowo Lanjutkan Kunjungan ke Qatar