Kuala Lumpur, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, menekankan pentingnya konsistensi ASEAN dalam memperjuangkan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir.
Hal ini disampaikan Menlu Sugiono dalam Pertemuan Komisi Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ) di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC), Selasa (8/7).
Pertemuan ini dilaksanakan di sela-sela ASEAN Foreign Ministers’ Meetings/Post Ministerial Conference (AMM/PMC) ke-58. Menlu Sugiono menyatakan bahwa ASEAN menghadapi lanskap perlucutan senjata global yang mengkhawatirkan, dengan kontrol senjata yang stagnan dan persenjataan nuklir yang meningkat.
Menlu Sugiono juga menyoroti serangan terhadap fasilitas nuklir Iran yang diawasi IAEA sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional dan ancaman nyata bagi stabilitas global. Dalam konteks ini, Menlu Sugiono menekankan bahwa SEANWFZ bukan hanya simbol politik, tetapi instrumen konkret untuk menjaga perdamaian kawasan.
Baca Juga: Polisi London Tangkap 27 Aktivis Pro-Palestina, Termasuk Pendeta dan Petugas Medis
Selain itu, Menlu RI menyambut baik pernyataan kesiapan RRT untuk menandatangani Protokol SEANWFZ tanpa reservasi.
Ia mendorong ASEAN segera menyelesaikan dokumen teknis dan MoU terkait, termasuk penyusunan rencana kerja dengan tenggat waktu jelas.
Menlu RI juga menyampaikan dukungan penuh atas aksesi Timor-Leste ke dalam Traktat SEANWFZ dan berharap penandatanganan dapat dilakukan pada KTT ASEAN ke-47 mendatang. Indonesia juga menyerukan penguatan sinergi antar zona bebas senjata nuklir di berbagai kawasan.
Pada pertemuan Komisi SEANWFZ, seluruh Menlu ASEAN sepakat mendorong penandatanganan dan ratifikasi Protokol SEANWFZ oleh negara-negara pemilik senjata nuklir. Mereka juga menyambut rencana aksesi Timor-Leste ke dalam Traktat pada Oktober 2025.
Baca Juga: Puluhan Negara Kecam Sanksi AS terhadap ICC
Komisi SEANWFZ merupakan mekanisme kunci ASEAN dalam menjaga Asia Tenggara tetap bebas dari ancaman nuklir dan sejalan dengan cita-cita kawasan yang damai dan stabil. Dengan demikian, ASEAN dapat memperkuat suara kolektif dalam mendorong perlucutan senjata global dan memperkuat norma nonproliferasi. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komisi Eropa Nyatakan Tidak Ada Laporan Hamas Curi Bantuan di Gaza