Jakarta, 6 Ramadhan 1436/23 Juni 2015 (MINA) – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjelaskan makna Ramadhan dengan menekankan pesan tolerasi antar umat beragama melalui puasa selama sebulan penuh di hadapan para dubes asing dan tokoh nasional dalam jamuan buka bersama semalam.
Dalam pidato pembukaan acara yang diberi nama “Pejambon Ifthar” itu, Retno menjelaskan arti puasa dalam Islam yang nilainya tinggi sebagai momen menjalin rasa saling menghormati, melatih kesabaran, dan mempromosikan Islam yang rahmat bagi seluruh alam.
“Dan bulan untuk menunjukan identitas Islam yang sebenarnya, yakni agama yang memajukan perdamaian, penghormatan dan toleransi,” kata Retno di hadapan tamu undangan di gedung Pancasila, Kementrian Luar Negeri, Jakarta.
Acara dihadiri oleh sekitar 300 tamu undangan, termasuk Komisi 1 DPR RI, para duta besar negara sahabat, para mantan dan keluarga Kemenlu, mantan Dubes RI, tokoh agama, akademisi, pemimpin redaksi media massa cetak dan elektronik, serta 50 anak yatim dan pelajar TK sekolah Alternatif Jalanan.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Pejambon Ifthar juga diisi siraman rohani yang disampaikan ahli ekonom Islam Dr. Syafii Antonio yang menjelaskan makna puasa bagi Muslim.
Menurutnya, puasa bermakna transformasi dalam berbagai hal, termasuk finansial, sosial, fisik, dan emosional, sehingga bulan suci ini begitu mulia di mata Muslim.
“Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam pernah menyiratkan barang siapa yang ia berpuasa tapi tidak merubah kepeduliannya terhadap sesama maka aktifitasnya tidak berfaidah,” katanya dalam tausiyah yang berlangsung selama tujuh menit.(L/R04/P007/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat