Istanbul, 7 Dzulqa’dah 1435/2 September 2014 (MINA) – Perdana Menteri (PM) Turki, Ahmet Dovutoglu mengesampingkan normalisasi hubungan dengan Israel, kecuali blokade Jalur Gaza dicabut dan agresi dihentikan.
Dovutoglu menegaskan hal ini dalam pidatonya sebagai perdana menteri baru di Parlemen Turki, di Ankara. Middle East Monitor (MEMO) melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.
Dovutoglu menggantikan senior-nya separtai, Recep Tayyip Erdogan yang menjadi Perdana Menteri selama 11 tahun terakhir dan kini telah terpilih sebagai Presiden Turki.
Di bawah Erdogan, Turki yang adalah satu-satunya negara dengan mayoritas penduduk Islam yang menjadi anggota persekutuan militer NATO pimpinan AS, sama-sama menjadi sekutu AS dengan Israel, tapi tegas dan konsekwen mendukung Palestina serta mengecam setiap aksi Israel yang merugikan Palestina.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Dovutoglu dalam pidato tentang kebijakan-kebijakannya sebagai Perdana Menteri yang baru, mengatakan, kebijakan Turki terhadap Palestina takkan berubah.
Para pengamat menilai, pemerintrah baru akan tetap di bawah pengaruh yang kuat dari Erdogan.
PM baru Turki juga mengatakan, pemerintahnya akan terus meningkatkan perekonomian Turki dan melanjutkan usaha untuk bergabung dengan Uni Eropa yang terhenti tahun lalu, karena kampanye anti Turki akibat tindakan keras menangani protes menentang pemerintah.
Ia berjanji akan membuat Turki lebih bebas, lebih kaya dan lebih adil serta lebih sejahtera.
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Dia juga mengatakan akan terus mendukung para pengungsi Suriah serta melanjutkan proses perdamaian dengan pemberontak PKK.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan adalah presiden terpilih pertama di Turki dan diperkirakan akan memberikan pengaruh besar terhadap kinerja pemerintah.
Dovutoglu mengumumkan kabinet barunya Jumat lalu, mayoritas menteri-nya adalah dari pemerintahan sebelumnya yang tetap pada portofolio mereka masing-masing. (T/P006/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun
Baca Juga: Yaman Bebaskan Awak Kapal Inggris setelah Gencatan Senjata di Gaza