Istanbul, 20 Ramadhan 1434/28 Juli 2013 (MINA) – Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk bentrokan mematikan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa di Mesir yang terjadi pada Sabtu (27/7).
“Kami sangat mengutuk kejadian tersebut dan tidak dapat diterima. Kami mengikuti dengan keprihatinan mengenai perkembangan terbaru dan kemungkinan bahwa korban dapat meningkat,” kata Kemenlu Turki itu dalam sebuah pernyataan.
Kemenlu Turki menyatakan, kekerasan terhadap demonstran damai dan melepaskan tembakan terhadap rakyat Mesir telah melukai hati nurani publik.
“Jelas bahwa intervensi semacam ini, menyebabkan kematian, tidak akan membantu perdamaian internal Mesir. Melakukan tembakan pada demonstran untuk melindungi kehendak demokratis mereka sendiri tidak dapat diterima sehubungan dengan moralitas manusia,” tegas pernyataan Kemenlu Turki.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Kemenlu Turki juga menyerukan pada pasukan keamanan Mesir untuk menunjukkan tanggung jawab yang lebih dalam pada perkembangan saat ini di Mesir.
“Peristiwa terbaru di alun-alun Rabaa al-Adawiya, telah menunjukkan bahwa pentingnya mengizinkan protes damai. Sikap melawan protes warga sipil tidak akan menguntungkan pemerintah transisi menuju demokrasi dan kemungkinan besar akan menyebabkan konsekuensi yang tak terduga bagi semua rakyat Mesir,” tambah kemenlu Turki.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Maroko juga turut menyuarakan keprihatinan atas kekerasan baru-baru ini di Mesir.
“Maroko mengulangi seruan untuk menjunjung tinggi kepentingan nasional, dengan fokus pada nilai-nilai dialog dan demokrasi, setiap membuat setiap usaha untuk menyelamatkan nyawa orang,” kata Kementerian Luar Negeri Maroko dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan Xinhua yang dipantau Mi’raj News Agency (MINA), Ahad (28/7).
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mesir telah menyaksikan kekerasan terus menerus setelah pelengseran Presiden terpilih secara demokratis, Muhammad Mursi oleh militer Mesir pada 3 Juli 2013.
Bentrokan mematikan antara pendukung Mursi dan pasukan keamanan dan tentara Mesir terjadi sehari setelah protes besar-besaran di Mesir yang disebut oleh Menteri Pertahanan Abdul Fattah As-Sisi sebagai mandatnya untuk melawan aksi ‘terorisme dan kekerasan’. (T/P014/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan