Ankara, 10 Ramadhan 1436/27 Juni 2015 (MINA) – Turki telah memanggil Kuasa Usaha Kedutaan Besar Israel di Ankara untuk menegur setelah Tel Aviv mendeportasi tujuh warga Turki.
Kementerian Luar Negeri Turki memanggil utusan sementara Israel di Ankara, Amira Oron, Jumat (26/6), untuk memprotes insiden itu. Sementara pertemuan teguran akan diadakan Senin lusa (29/6).
Pada Kamis kemarin (25/6), pasukan Israel menahan sembilan warga Turki, termasuk wartawan dan aktivis, di-Ben Gurion International Airport dan menanyai mereka selama sekitar sembilan jam. Pasukan Israel kemudian memberikan masuk dua wartawan, dari saluran televisi nasional TRT, dan mendeportasi tujuh orang lainnya, sebagaimana Press Tv dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan dalam pernyataan tertulis, Jumat (26/6), “Penahanan oleh pihak berwenang Israel terhadap warga kami di bandara selama berjam-jam, tidak memungkinkan mereka masuk ke negara itu, padahal mereka memiliki visa yang sah. Ini tidak dapat diterima dalam keadaan apapun”, pernyataan Turki.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Israel menuduh warga Turki yang dideportasi memiliki hubungan dengan gerakan perlawanan Palestina Hamas. Namun, menurut pernyataan itu, mereka telah terbang ke Israel hanya untuk menghadiri buka puasa Ramadhan dan makan malam dengan sekelompok warga Palestina.
Menurut harian Turki Hurriyet Daily News, Halime Kökçe, salah satu wartawan yang dideportasi, sebelumnya memposting pesan di akun Twitter-nya mengatakan, para pejabat Israel menyita ponsel mereka dan menanyai mereka tentang percakapan dan kontak WatsApp mereka.
“Mereka menanyai kami secara individu,” dia mengatakan, seraya menambahkan bahwa mereka diberitahu bahwa mereka telah dilarang memasuki Israel selama 10 tahun.
Hubungan antara Ankara dan Tel Aviv memburuk setelah pasukan Israel menyerang kapal bantuan Gaza Turki Mavi Marmara di perairan internasional pada Mei 2010 dan menewaskan sembilan aktivis pro-Palestina Turki di kapal. Insiden ini menyebabkan pengusiran duta besar Israel di Turki pada September 2011.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Israel hubungan dipulihkan dengan Turki Maret 2013 setelah Presiden Amerika, Barack Obama ditengahi kesepakatan dimana ia menyarankan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta maaf kepada Turki atas kematian para aktivis. Kesepakatan juga meminta rezim Tel Aviv untuk membayar kompensasi kepada keluarga korban. (T/P002/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon