Ankara, MINA – Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan menegaskan pada hari Jumat (27/10, menyangkal keberadaan dan hak-hak orang Palestina, memberikan tekanan dan penindasan tidak membawa perdamaian bagi Israel dan tidak akan membawa perdamaian.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Denmark, Lars Lokke Rasmussen, usai diskusi mereka di ibu kota Turki, Ankara. Middle East Monitor malaporkan.
“Seluruh umat manusia berada di persimpangan jalan di Gaza. Entah perang akan menyebar ke seluruh dunia, atau perdamaian besar akan muncul. Pilihan Turki adalah perdamaian,” katanya.
Dia juga menegaskan kepada Rasmussen: “Kami tidak menganggap Hamas, yang merupakan bagian dari negara Palestina dan sebuah partai politik dalam sistem negara, sebagai organisasi teroris.”
Baca Juga: Dua Tentara Zionis Israel Tewas di Gaza, Salah Satunya dari Komunitas Druze
Pengeboman di Gaza dimulai ketika kelompok perlawanan Palestina Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan sebuah serangan mendadak multi-cabang pada 7 Oktober yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Pendudukan Israel kemudian melancarkan serangan pengeboman tanpa henti terhadap sasaran Hamas, berdampak pada seluruh penduduk Gaza.
Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza bergulat dengan kekurangan makanan, air, dan obat-obatan akibat pemboman udara besar-besaran Israel dan blokade total terhadap wilayah kantong tersebut.
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan ke Beirut Beberapa Jam Sebelum Gencatan Senjata
Majelis Umum PBB menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera, dengan 120 negara memberikan suara untuk resolusi yang diajukan oleh Yordania. Namun Israel menolaknya. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Breaking News: Israel Hezbollah Sepakati Gencatan Senjata