Tel Aviv, MINA – Kelompok Yahudi Ultra-Ortodok melakukan aksi protes dengan memblokir jalan di Rute 4 Israel Tengah, mereka menolak perintah wajib militer setelah pemerintah pendudukan mengirim surat tahap pertama sebanyak 1.000 dari 7.000 panggilan kepada komunitas tersebut pekan ini.
Time Of Israel, Senin (18/11) memberitakan aksi yang digelar Ahad kemarin itu merupakan protes kaum Haredi atas perintah wajib militer. Pemanggilan tersebut merupakan tahap pertama dalam proses penyaringan dan evaluasi yang dilakukan tentara untuk merekrut calon anggota militer menjelang pendaftaran militer di tahun mendatang.
Pengadilan Tinggi Pemerintah Pendudukan pada bulan Juni menyatakan bahwa tidak ada lagi keistimewaan bagi kelompok Haredi dikecualikan dari wajib militer.
Keputusan untuk mengeluarkan rancangan perintah tersebut dibuat oleh mantan menteri pertahanan Yoav Gallant sehari sebelum ia dipecat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, awal bulan ini. Menteri Pertahanan yang baru ditunjuk, Israel Katz, tidak membatalkannya, seperti yang diperkirakan beberapa pihak, sehingga membuat marah mitra koalisi ultra-Ortodoks.
Baca Juga: Israel Lancarkan Operasi Penculikan Warga Palestina di Bethlehem
Pada sore hari, polisi mengatakan para demonstran ultra-Ortodoks dari Faksi Yerusalem yang ekstremis memblokir jalan raya Rute 4 di kedua arah di dekat kota Bnei Brak untuk memprotes keputusan tersebut.
Laporan media Ibrani mengatakan ratusan orang menghadiri aksi tersebut. Rabbi Zvi Friedman, seorang pemimpin Fraksi Yerusalem, mengecam rancangan perintah tersebut sebagai tindakan yang menghancurkan Taurat, menghancurkan Yudaisme, dan menghancurkan segalanya.
“Kita harus keluar dan berdemonstrasi. Kami akan melakukan apa yang kami bisa untuk mencegahnya,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Menurut lembaga penyiaran publik Kan, rekan-rekan Netanyahu telah menyampaikan sebuah pesan untuk meredakan kekhawatiran partai-partai ultra-Ortodoks. []
Baca Juga: Serangan Israel Targetkan Rumah Sakit dan Gereja di Lebanon