Jakarta, MINA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Uno, menyatakan, Kemenparekraf terus mendorong pengembangan kuliner Nusantara dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen kuliner halal dunia.
Melihat tingginya permintaan pasar akan ketetapan halal kuliner dan didorong pariwisata, dia menyatakan, sudah seharusnya kuliner unggulan dari setiap daerah Indonesia memiliki sertifikat halal.
“Jadilah produsen jangan hanya menjadi konsumen, jadilah agen perubahan jangan menjadi kaum rebahan,” kata Sandiaga dalam sambutannya pada Halal Food Lifestyle Forum 2022 yang digelar Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) secara hybrid, Kamis (17/2).
Menurutnya, populasi muslim di tahun 2030 akan menjadi 23% populasi dunia, hal tersebut merupakan target pasar yang sangat potensial dan khususnya permintaan di sektor industri kuliner halal.
Sementara Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, pada 2022, jumlahnya sekitar 86,88% dari total penduduk atau tercatat 236,53 juta jiwa beragama muslim.
“Kita bukan hanya sebagai pasar tapi juga sebagai produsen. Untuk itu harus mengembangkan sektor ekonomi syariah dan produk halal baik pada pariwisata maupun ekonomi kreatif, salah satunya adalah subsektor yang paling banyak menyumbangkan lapangan pekerjaan yaitu industri kuliner halal,” ujarnya.
Sandiaga juga menyampaikan, para pelaku usaha kuliner membutuhkan simplifikasi proses sertifikasi, mulai dari pendaftaran hingga mendapatkan ketetapan halal. Dia berharap sertifikasi halal kuliner nasional dapat dipermudah ke depannya.
Direktur Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo mengharapkan pelaksanaan Halal Food Lifestyle Forum 2022 ini, menjadi wawasan yang bisa dimanfaatkan seluruh pelaku di industri makanan dan kuliner halal, serta katalis bagi program-program pengembangan industri makanan dan minuman halal di Indonesia.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Selain itu, acara ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dan sinergi dalam upaya pengembangan ekonomi syariah dan industri halal Indonesia ke depannya,” ujar Ventje dalam sambutannya.
CEO CrescentRating and Halal Trip, Fazal Bahardeen memberikan ikhtisar mengenai Indonesia Halal Food Lifestyle Report 2021.
Bahardeen mengatakan, kuliner khas Indonesia memang mendominasi preferensi gaya hidup makanan halal nasional. Sebagian besar penduduk menilai makanan khas Indonesia sudah pasti halal.
“Indonesia punya kuliner yang sangat kaya dan beragam, dan mayoritas adalah halal,” pungkasnya.
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
Acara ini merupakan tindak lanjut dari laporan “The Mastercard-CrescentRating Halal Food Lifestyle Indonesia Report 2021” yang dikembangkan KNEKS bersama Mastercard dan CrescentRating. Tujuan utama forum ini adalah untuk meningkatkan literasi masyarakat mengenai gaya hidup makanan dan kuliner halal.
Selain sebagai ajang literasi, acara ini juga bertujuan untuk menampilkan secara garis besar lanskap makanan dan masakan halal yang beragam di Indonesia, serta peran teknologi dan digitalisasi terhadap perubahan tren perilaku konsumen kuliner halal, kesejahteraan konsumen dan perlindungan lingkungan.
Forum ini berfokus pada ulasan mengenai kebijakan dalam strategi pengembangan industri kuliner halal yang dikemas dalam dua sesi diskusi panel. Pembicara dalam panel diskusi berasal dari praktisi, pelaku usaha dan industri, influencer, serta stakeholder lainnya.(L/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.