Khartoum.MINA. Menteri Perindustrian & Perdagangan Sudan. Dr. Madani Abbas Madani mengeluarkan peraturan menteri No. 24 tahun 2020 tentang kontrol kebijakan pengendalian tepung untuk mengurangi krisis makanan pokok, terutama roti.
Ia juga menyampaikan permintaan maaf resmi kepada masyarakat karena tidak memenuhi janji yang ia buat kepada warga untuk mengakhiri krisis kelangkaan makanan pokok terutama Roti, dalam waktu tiga minggu. Demikian Sudan Tribune yang dikutip wartawan MINA di Khartoum. Kamis (13/2).
Peraturan dan kebijakan tersebut antara lain menyangkut pengendalian harga roti dan tepung bersubsidi, serta standar kualitas dan kuota untuk pendistribusian sesuai yang disepakati.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Menteri berjanji akan menon-aktifkan agen-agen penjualan gandum, jika mereka tidak berkomitmen mematuhi harga yang ditetapkan pemerintah, pada Sabtu depan. Dan jika terbukti melanggar akan ada penutupan dan pencabutan izin beroperasi.Tegasnya.
Krisis kelangkaan makanan pokok, utamanya roti telah memburuk selama beberapa minggu ini di Sudan, baik di ibukota negara, (Khartoum), maupun di berbagai provinsi lainnya di Sudan, bahkan sejumlah warga harus berjuang dan rela berjam-jam mengantri berdiri untuk mendapatkan sebuah roti.
“Meminta maaf kepada rakyat adalah kewajiban,” kata Madani, “Kami punya rencana untuk mengakhiri krisis, akan tetapi dihadapkan dengan tantangan yang berat, termasuk tidak memiliki informasi yang diperlukan untuk mengakhiri krisis.” paparnya.
Beberapa minggu lalu dalam sebuah wawancara di Televisi, ia mengatakan bahwa krisis kelangkaan bahan pokok terutama roti akan berakhir dalam tiga minggu, akan tetapi krisis tersebut telah melebar hingga hari ini.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Dikatakan juga oleh Menteri, stok gandum sudah cukup hingga bulan Mei mendatang, dan saat ini sedang proses untuk stok pangan setahun penuh, terutama gandum. (L/B02/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon