Bandung, MINA – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menjadi narasumber dalam Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB-ITB) bertajuk ‘Kebijakan Teknologi Nasional’ di Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Kamis (22/2).
Ia mengatakan, memasuki era globalisasi industri yang mendorong tumbuhnya hubungan internasional yang semakin terbuka, akan berdampak pada terbentuknya perubahan atas peradaban bangsa, serta menimbulkan ketidakpastian dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi suatu negara.
“Untuk itu, dibutuhkan peranan perguruan tinggi dalam perkembangannya di bidang sains, teknologi, seni, dan humaniora agar Indonesia mampu bertahan dan sekaligus mampu menumbuhkan kesejahteraan bangsa,” ujar Nasir.
Menurutnya, jabatan Guru Besar merupakan mandat penugasan yang diberikan pemerintah kepada seorang dosen di perguruan tinggi berdasarkan pengakuan kepakaran dan kecendikian dalam suatu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni, atau humaniora.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Dengan kepakaran dan kecendekiannya, Guru Besar mempunyai tanggung jawab yang ditunjukkan dalam kepemimpinan di bidang keilmuannya masing-masing, serta kemampuan untuk memupuk dan mengembangkan keunggulan dalam pelaksanaan Tridharma Pendidikan Tinggi,” tuturnya.
Nasir menekankan saat ini penelitian atau riset nasional sudah harus mulai mengikuti Rencana Induk Riset Nasional 2015-2045, mulai dari kemandirian pangan, penciptaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan, pengembangan teknologi kesehatan dan obat, pengembangan teknologi dan manajemen transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan teknologi pertahanan dan keamanan, material maju, kemaritiman, manajemen penanggulangan kebencanaan, dan sosial humaniora, seni budaya, pendidikan.
Selain itu lanjutnya, Guru Besar juga mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan dan menjaga nilai-nilai akademik, dan berkontribusi dalam pengembangan institusi. Konsep dan pemikiran Guru Besar tentang keilmuan masa depan, serta berperan dalam pengembangan peradaban dan penyelesaian permasalahan oleh bangsa Indonesia dan dunia.
“Pendidikan tinggi sebagai wahana penguasaan Iptek dalam membangun daya saing bangsa Indonesia, maka harus diperbanyak kelompok riset dan sinergisitas riset. Kolaborasi dengan peneliti di dunia untuk sesuai tema revolusi industri 4.0,” katanya.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Rapat Pleno bulanan ini dibuka oleh Ketua FGB-ITB Tutuka Ariadji, kegiatan ini dihadiri juga oleh sejumlah Guru Besar ITB. Tercatat sebanyak 201 orang Guru Besar ITB yang aktif dan 48 orang yang sudah purnabakti. (R/R09/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September