Subang, MINA – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meresmikan Pusat Bibit Buah Nusantara yang merupakan pilar ‘Revolusi Oranye’ di Desa Curugrenden, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (12/12).
Revolusi Oranye adalah program nasional peningkatan daya saing buah nusantara dengan visi mengupayakan kemandirian konsumsi buah nasional, tidak bergantung pada impor, serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu eksportir besar buah-buahan tropis di Asia Tenggara pada tahun 2025 dan dunia pada tahun 2045.
Nasir berharap, bibit buah unggulan sebaiknya tidak diekspor, melainkan produk dari bibit buah saja yang diekspor.
Menurutnya, dalam keterangan pers yang diterima MINA, jika kebanyakan ekspor kemungkinan di tahun-tahun mendatang kita bisa menjadi importir negara lain.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Nasir juga menyampaikan pentingnya standarisasi mutu bibit buah, hal ini agar konsumen di Indonesia bisa melihat buah yang baik. “Banyak para peneliti kita yang menahan hasil penelitiannya agar tidak ditiru orang lain, inovasi yang tidak dikormesialisasikan, itu kurang bagus,” ungkap Nasir.
Senada dengan Menristekdikti, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto memiliki keyakinan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara exportir buah-buahan berkualitas.
“Jika kita bisa menghasilkan buah tropika asal nusantara, kemungkinan besar kedepannya kita akan menjadi eksportir yang berkualitas,” ujar Herry.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe mengatakan, bentuk skema pendanaan Inovasi Perguruan Tinggi di industri ini adalah Teaching Industry (Pembelajaran Berorientasi Industri), yang merupakan tempat pengembangan produk-produk inovasi dalam skala terbatas, dan sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai tempat pembelajaran tentang proses industrialisasi bagi para dosen, mahasiswa dan masyarakat.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
“Untuk itu, Teaching Industry ini diharapkan dapat mendekatkan aktivitas belajar-mengajar pada pendidikan tinggi dengan kegiatan atau praktek yang biasa dilakukan di industry,” tutur Jumain.
Ke depannya, di lokasi Pusat Bibit Buah Nusantara selain dikembangkan sebagai lokasi program teaching industry dan berbagai bentuk pelatihan, juga akan dikembangkan lebih lanjut dan lebih luas menjadi Fruit Paradise yang merupakan percontohan Orchard buah varietas unggul nasional, dan wahana eduagrotourism berupa wisata pendidikan, pertanian, dan umum.
Revolusi Oranye memiliki misi secara konsisten dan terus menerus memproduksi dan menyediakan produk buah nusantara yang berkualitas tinggi, memiliki nilai tambah dan kompetitif untuk pasar domestik dan internasional.
Berdasarkan hasil riset strategis pengembangan buah unggulan nasional, Tim Kerja Revolusi Oranye menyimpulkan paling tidak ada enam pilar yang harus dikuatkan untuk mencapai visi dan misi Revolusi Oranye, antara lain: Adanya Varietas Buah Unggul yang sesuai dengan Preferensi Pasar; Pengembangan Industri Pembibitan yang tepat varietas dan kualitas dengan skala industri; Penerapan Teknologi Budidaya berbasis Kawasan/Orchard; Pengembangan Cool Chain System dalam kegiatan Logistik; Pengembangan Pasar domestik dan ekspor serta Tumbuhnya Agroindustri buah Tropis. (R/R09/R01)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Mi’raj News Agency (MINA)