Surabaya, MINA – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, tugas mendidik sangat mulia. Sebab, peradaban bangsa manapun terbentuk berkat adanya para guru yang tak henti mentransmisikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya.
Lukman mengatakan, guru mengemban amanah, fungsi dan kehormatan untuk mendidik anak-anak, sekaligus menjadi teladan menata peradaban.
“Mari kita senantiasa menjaga rasa cinta kepada diri. Hanya dengan cinta, kita bisa mendidik anak-anak, tidak dengan amarah dan murka,” kata Lukman di hadapan ribuan guru madrasah di Malam Puncak Anugerah Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Madarasah yang bertepatan dengan Hari Guru Nasional ke 73 di Dyandra Covention Hall, Surabaya, Ahad (25/11) malam.
“Saya berharap, pola pendidikan kita bisa diperluas kepada ukuran kebajikan ahklak, tidak kognisi belaka, namun juga sikap. Akhlak itu yang penting. Agama hakikatnya perilaku dan kebajikan kepada sesama,” sambungnya.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Kepada para guru madrasah, Lukman menyatakan di Kementerian Agama, prinsip wasathiyah Islam diterjemahkan sebagai visi Moderasi Beragama. Yakni, menghindari sikap ekstrim dalam beragama, dan selalu menonjolkan tafsir keagamaan yang berimbang serta adil.
Pesan moderasi beragama ini perlu diterjemahkan kembali oleh para guru agar tersosialisasi kepada peserta didik secara inovatif, bijak, menyenangkan dan menghibur sesuai kebutuhan usia mereka.
“Dalam menghadapi tantangan zaman, mari kembali ke jati diri kebangsaan dan keislaman. Kami di Kemenag intinya adalah pendidikan. Karena memang inilah yang menjadi tugas utama,” katanya. (R/R06/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia