Jakarta, 25 Sya’ban 1436/12 Juni 2015 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, menyatakan, paham yang dianut mayoritas masyarakat Islam di Indonesia, dipandang dunia sebagai Islam yang penuh kedamaian.
“Islam yang berkembang dan dianut oleh mayoritas masyarakat kita, sebuah paham Islam yang tawasuth, tasamuh, i’tidal, dan tawazun, yang dikenal dunia sebagai paham Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, dipandang dunia, sebagai Islam yang penuh kedamaian. Sebuah paham Islam yang mampu berjalan dan beriringan dengan demokrasi dan perkembangan zaman,” terangnya.
Hal itu disampaikan Lukman Hakim Saifuddin saat memberi Tausiyah pada Malam Haflah Akhirussannah dan Khatmil Qur’an Pondok Pesantren al-Fahham, Purworejo-Jawa Tengah, demikian keterangan Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Hadir dalam kesempatan tersebut, keluarga besar Bani Dahlan, Kakanwil Kemenag Jateng, Ahmady, Kakanwil Kemenag DIY Nizar, Ro’is Syuriyah PC NU Kabupaten Purworejo, Habib Hasan Aqil al-Ba’dud, Bupati Purworejo Mahsun Zain, Kakankemenag Kabupaten Purworejo, Kapolres Purworejo, Dandim Purworejo, sejumlah alim ulama, para pengasuh pondok pesantren, para santri dan masyarakat sekitar.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Menag melihat, Islam Indonesia adalah Islam yang khas, terlebih, penyebaran Islam di Indonesia, berbeda dengan penyebaran Islam di Timur Tengah, Eropa, Afrika dan bahkan berbeda dengan daerah Persia dan Asia Selatan. “Islam disebarkan di Nusantara, tanpa menumpahkan setetes darah pun. Walisongo saat itu, dalam menyebarkan Islam, menjaga dan memelihara tradisi yang ada, kemudian mengembangkannya dengan memberi nilai-nilai dan ajaran Agama Islam. Dan hasilnya, kita bisa menyaksikan, sebuah Islam khas Indonesia yang luar biasa,” tambah Menag yang dalam kesempatan tersebut, juga didampingi istri, Trisna Willy Lukman Hakim.
Menteri mengharapkan, apa yang dilakukan para pendahulu yang mampu menggabungkan antara tradisi khas nusantara dangan ajaran Islam, esensinya, bisa diteruskan. “Apa yang telah diwariskan oleh para guru dan pendahulu kita, selayaknya kita jaga dan pelihara. Mungkin ada perbedaan situasi dan kondisi, karena zaman selalu bergerak, terlebih saat ini, adalah era globalisasi, di mana, sekat geografis semakin samar dan tipis. Untuk itu, kita membutuhkan sebuah kreativitas, kreasi baru di dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam yang kita yakini,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Lukan yang termasuk keluarga besar Bani Dahlan (Keluarga pendiri Ponpes al-Fahham) dari garis Ibu, sangat bersyukur, karena Ponpes Al-Fahham secara berkesinambungan, melaksanakan Haflah Akhirussannah dan Khotmil Qur’an.
Menurutnya, hal itu merupakan bukti bahwa program-program dalam Ponpes berjalan dengan baik, para pengasuh mampu menjaga dan memelihara perjuangan para pendahulu, untuk pro aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan masyarakat sekitar.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
“Dan semoga kita diberi kekuatan dan selalu diridhai dalam rangka menjalankan kewajiban kita sebagai khalifatullah dan makhluk di muka bumi ini,” harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Lukman menyerahkan hadiah lomba Hadrah tingkat Kabupaten yang diselenggarakan PC Ansor Kabupaten Purworejo, bekerja sama dengan Ponpes al-Fahham yang memperebutkan Piala Menteri Agama.
Ia juga memberikan bantuan secara langsung kepada Ponpes al-Fahham. (T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=267116