Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Agama : Penyatuan Kalender Hijriyah Berikan Manfaat Besar Bagi Umat

IT MINA - Sabtu, 18 Juni 2016 - 10:55 WIB

Sabtu, 18 Juni 2016 - 10:55 WIB

580 Views

Jakarta, 13 Ramadhan 1437/18 Juni 2016 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, penyatuan kalender hijriyah akan memberikan manfaat besar bagi umat dari segala aspek.

Lukman menyebutkan, pada aspek sosiologis misalnya akan memperkuat persatuan umat Islam di segala penjuru. Pada aspek Iptek, upaya ini akan menjadi sarana mengelaborasi ilmu falak dan fikih serta teknologi bidang astronomi dan telekomunikasi.

“Penyatuan kalender hijriyah atau sebutlah Kalender Islam sebenarnya tidak sulit, asalkan ada kemauan untuk bersatu dan menyamakan persepsi,” kata Lukman Hakim Saifuddin, sebagaimana siaran pers resmi Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu (18/6).

Mengutip Ketua LAPAN Dr Thomas Djamaludin, Lukman mengatakan, ada tiga syarat untuk menjadikan Kalender Islam sebagai perhitungan waktu yang mapan dan dapat diterapkan secara nasional, regional maupun global. Pertama, ada otoritas tunggal yang menjaga sistem kalender. Kedua, adanya kriteria yang disepakati. Ketiga, ada batas wilayah yang jelas.

Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris

“Marilah segera menemukan kesepakatan yang maslahat. Kita harus berpandangan kedepan agar tidak hanya karena satu hal, yakni urusan rukyat dan hisab saja, agama dipandang sebagai beban kemajuan zaman,” kata Lukman yang juga berharap proses yang sudah berjalan hampir 20 tahun ini tidak semakin panjang.

Lukman mengatakan, sejak dua dekade silam, Kementerian Agama menaruh perhatian serius terhadap penyatuan standar dan kriteria penetapan awal bulan Qamariyah. Pada tanggal 24 Maret 1998 di Bogor, digelar musyawarah ulama, ahli hisab dan ormas Islam tentang kriteria Imkanur-rukyat.

“Pada tahun 2007 diselenggarakan dua kali dialog antar Nahdalatul Ulama dan Muhammadiyah yang berujung komitmen terhadap upaya penyatuan kalender hijriyah,” kata Lukman.

Pihaknya terus berupaya untuk menyamakan persepsi, karena itu juga tentu apa yang juga dilakukan oleh civitas akademika, oleh dunia akademisi ini yang didukung oleh pemerintah ini juga perlu didukung juga oleh ormas – ormas Islam semua.

Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina

“Tokoh-tokoh agama kita, kita memiliki cara pandang yang sama dalam menentukan kapan awal Ramadhan, 1 Syawal,” tambahnya. (T/P010/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia