Jakarta, 30 Muharram 1437/12 November 2015 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) semakin diperlukan peranan dan partisipasinya di tengah kehidupan masyarakat.
“MUI sangat dibutuhkan peran dan partisipasinya oleh masyarakat. Karena MUI dengan simpul-simpul kepemimpinan yang terdiri atas ulama, zuama dan cendekiawan dari berbagai ormas, berperan sangat penting dalam mencerdaskan dan mencerahkan kehidupan masyarakat dan bangsa ini” kata Lukman saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I MUI Tahun 2015 di Ancol, Jakarta, Selasa (10/11) malam.
Lukman berharap, MUI terus berupaya menghadirkan Islam Rahmatan Lil’alamin dalam seluruh layanannya kepada masyarakat, demikian siaran pers Kemenag melaporkan.
“Sebagai pelanjut kepemimpinan profetik pewaris para nabi, MUI diharapkan mampu memposisikan diri sebagai penjaga moral bangsa, memelihara kerukunan dan menjauhkan intoleransi,” katanya.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Menurutnya, peran MUI sebagai penerus kenabian yang menggantikan tugas menjaga agama dan kemaslahatan, dapat dihadirkan dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh warga Indonesia.
Lebih lanjut, Lukman menegaskan, MUI bukanlah ormas seperti pada umumnya. MUI mempunyai tanggungjawab dan tugas besar dalam melakukan transformasi sosial yang membebaskan dan menjadi penerang kehidupan nurani umat.
“MUI juga punya tanggungawab untuk mewujudkan keteraturan sosial yang diperlukan untuk pengamalan ajaran agama dengan penuh rasa nyaman dan aman” ujarnya.
Lukman meyakini, keberhasilan MUI dalam memberikan pelayanan, sangat menentukan masa depan bangsa, di mana, Umat Islam menjadi bagian signifikan dalam membangun peradaban yang berkemajuan.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Keberhasilan itu, kata Lukman, bisa kita wujudkan terutama karena kemampuan mengembangkan prinsip-prinsip fundamental yang menjadi basis pelayanan.
“Saya melihat, MUI kini telah mengembangkan diri sebagai pengusung setia Wawasan Wasathiyah, sebuah paham keagamaan moderat yang mengapresiasi lokalitas budaya bangsa Indonesia yang majemuk dan beragam. Ini adalah capaian luar biasa yang perlu terus dipertahankan dan dikembangkan,” pungkasnya. (T/P011/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain