Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Ekstrimis Israel Berencana Gagalkan Gencatan Senjata di Gaza

Hasanatun Aliyah Editor : Rana Setiawan - 13 menit yang lalu

13 menit yang lalu

4 Views

Itamar Ben Gvir, Menteri Keamanan Nasional Israel, selama konferensi pers di Knesset di Yerusalem (ibu kota Palestina yang diduduki) pada 5 Februari 2024 [Foto: Bloomberg]

Tel Aviv, MINA – Menteri Keamanan Nasional Israel sayap kanan Itamar Ben-Gvir mendesak Menteri Keuangan Bezalel Smotrich pada Selasa (14/1) untuk bergabung dengannya dalam mengancam akan menarik diri dari pemerintahan jika pertukaran tahanan Gaza dan kesepakatan gencatan senjata ditandatangani.

Ben-Gvir, pemimpin Partai Otzma Yehudit (Kekuatan Yahudi), mengaitkan potensi penarikan dirinya dari pemerintahan dengan penerimaan Smotrich, mengakui bahwa ia tidak dapat memengaruhi pemerintahan sendirian.

“Otzma Yehudit sendiri tidak memiliki kemampuan untuk mencegah kesepakatan itu,” kata Ben-Gvir di X seperti dikutip Anadolu Agency.

“Saya sarankan kita pergi bersama ke perdana menteri dan memberi tahu dia bahwa jika dia meloloskan kesepakatan itu, kita akan mengundurkan diri dari pemerintahan,” imbuhnya.

Baca Juga: Hamas Serukan Umat Islam Intensifkan Kehadiran di Masjid Aqsa

Tidak ada komentar langsung dari Smotrich mengenai usulan itu.

Pada Senin (13/1), Smotrich mengumumkan penentangannya terhadap kesepakatan yang diantisipasi itu tetapi tidak mengancam akan menarik diri dari pemerintahan.

Keputusan terkoordinasi antara Ben-Gvir dan Smotrich dapat merusak kesepakatan itu, tetapi ia sendiri tidak memiliki jumlah yang cukup untuk menggulingkan pemerintahan.

Bersama-sama, kedua menteri ekstremis itu memegang 14 kursi di Knesset (parlemen Israel), cukup untuk menjatuhkan pemerintahan jika mereka bertindak bersama-sama. Namun, enam kursi Ben-Gvir saja tidak cukup untuk langkah ini.

Baca Juga: Pembicaraan Genjatan Senjata Berlanjut, Perbatasan Rafah Akan Kembali Dibuka

Pemerintah Israel memegang 68 dari 120 kursi di Knesset, yang membutuhkan 61 kursi untuk mempertahankan mayoritasnya di bawah sistem parlementer Israel.

“Tahun lalu, dengan menggunakan kekuatan politik kami, kami berhasil mencegah kesepakatan ini terus berlanjut, dari waktu ke waktu,” kata Ben-Gvir.[]

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Di Tengah Negosiasi Gencatan Senjata, Israel Bunuh 23 Warga Gaza

Rekomendasi untuk Anda