Menteri Israel Sebut Situasi di Gaza Sebagai Nakba 2023

Tel Aviv, MINA – Menteri Pertanian Pendudukan Israel Avi Dichter menggambarkan pembantaian di Jalur dan perpindahan sejumlah besar warga dari utara ke selatan sebagai “Gaza .”

“Gaza 2023. Begitulah akhirnya,” kata Dichter anggota partai sayap kanan Likud, mengatakan kepada Channel 12 Israel pada Sabtu malam (11/11), dikutip Anadolu Agency.

“Kami sekarang meluncurkan Nakba Gaza. Dari sudut pandang operasional, tidak ada cara untuk melancarkan perang seperti yang dilakukan tentara Israel di Gaza dengan massa di antara tank dan tentara,” jelasnya.

Dia menambahkan, “Saya tidak tahu bagaimana perang ini akan berakhir. Kota Gaza menempati sepertiga wilayah Jalur Gaza dan menampung setengah populasi Jalur Gaza, namun ini hanya sepertiga dari Jalur Gaza, dan terdapat dua pertiga wilayah lainnya. Jalur Gaza dan enam kamp pengungsi.”

Orang Palestina menggunakan kata Nakba mengacu pada peristiwa tahun 1948, ketika milisi Zionis bersenjata memaksa ratusan ribu orang Palestina meninggalkan rumah dan desa mereka di bawah tekanan pemboman dan pembantaian massal di tanah bersejarah Palestina, sehingga mendorong mereka semakin terpuruk. Di Palestina, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan negara-negara tetangga, dalam gerakan pembersihan etnis besar-besaran sebelum pengumuman kemerdekaan Israel.

Menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel sedang berperang dan menyebut perang Israel di Gaza sebagai “perang kemerdekaan kedua.”

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan pada konferensi pers pada Sabtu malam bahwa puluhan ribu warga Palestina telah mengungsi dalam beberapa hari terakhir dari utara hingga selatan Jalur Gaza.

Selama lebih dari sebulan, tentara Israel telah menyerang seluruh wilayah Jalur Gaza, sementara operasi daratnya berfokus pada isolasi bagian utara Jalur Gaza dan membangun kehadiran militer dalam jumlah besar.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza termasuk rumah sakit, tempat tinggal, dan rumah ibadah, sejak serangan mendadak oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober.

Jumlah korban dalam serangan militer Israel yang sedang berlangsung selama 37 hari di Jalur Gaza telah melampaui angka suram yaitu lebih 11.100 orang syahid, termasuk lebih dari 8.000 anak-anak dan wanita, kata Kementerian Palestina di Gaza pada Ahad (12/11).

Sementara jumlah korban tewas di Israel sebelumnya diumumkan 1.400 orang, baru-baru ini diperbaiki menjadi 1.200 orang, menurut angka resmi. (T/R5/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Hasanatun Aliyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.