Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Kelautan: Kolam Bioflok Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Widi Kusnadi - Ahad, 30 Agustus 2020 - 08:09 WIB

Ahad, 30 Agustus 2020 - 08:09 WIB

5 Views

Jakarta, MINA – Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meninjau kolam bioflok nila di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kolam-kolam bioflok ini merupakan bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan, (KKP) akhir tahun lalu untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Demikian keterangan yang di terima MINA, Ahad (30/8).

“Saya ingin memastikan bahwa bantuan yang kita berikan bukan sekadar menghabiskan anggaran, tapi ada manfaatnya buat masyarakat. Ada nilai pertumbuhan, ada nilai penyerapan lapangan pekerjaan,” ujar Edhy, Sabtu (29/8).

Ada 10 kolam bioflok di Desa Mata Air yang dikelola kelompok masyarakat di bawah bimbingan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) KKP. Sejak beroperasi November 2019, nila yang dihasilkan mencapai 1 ton dengan nilai jual Rp45.000 sampai Rp50.000 per kilogram.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Melihat hasil panen ikan nila yang siginifikan dan semangat masyarakat melakukan budidaya, Menteri Edhy berjanji akan menambah bantuan kolam-kolam bioflok. Bantuan juga akan diberikan ke desa lain agar pertumbuhan ekonomi merata.

“Pengakuan kepala desa, 10 (kolam) bioflok ini sangat membantu masyarakat sehingga kita perlu tambah lagi. Apalagi ini baru satu desa, kita perlu perbanyak. Saya juga punya komitmen atas perintah bapak Presiden untuk membangun perikanan budidaya,” tegasnya.

Disamping itu, Edhy juga akan mengenalkan pakan mandiri ke masyarakat Kupang, sehingga ongkos produksi bisa ditekan. Pakan yang dimaksud adalah maggot yang sudah banyak diproduksi di Pulau Jawa. Penggunaan maggot sekaligus bermanfaat mengurangi sampah organik di NTT.

Sementara itu, Wilhelmina Bangngu, Sekretaris Kelompok Tunas Baru yang mengelola bioflok, mengamini ekonomi masyarakat terbantu sejak adanya bioflok.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Bahkan, masyarakat secara swadaya menambah lagi tiga kolam bioflok yang digunakan untuk budidaya lele dan bawal.

“Kami sangat terbantu sekali. Dan ini memotivasi kami untuk terus berkembang, karena hasilnya kelihatan,” ujar Wilhelmina .

Ia berharap, KKP dapat membantu pemasaran hasil panen agar produksi bisa ditingkatkan. Sejauh ini, ikan nila mereka kebanyakan diserap oleh warga kecamatan.

Sementara itu, Menteri Edhy turut menyerahkan sejumlah bantuan untuk membangun perikanan budidaya di NTT. Di antaranya 19 paket bioflok senilai Rp2,688 miliar dan 25 paket bibit rumput laut senilai Rp525 juta untuk kelompok masyarakat di Kabupaten Rote Ndao. Kemudian bantuan 400 ekor calon induk lele dan 52 ribu ekor benih ikan nila di Kabupaten Kupang.

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Bantuan lain meliputi pinjaman modal usaha dari LPMUKP dengan total nilai Rp650 juta untuk pelaku usaha dan pembudidaya rumput laut.

Selain itu, Dalam kunjungan kerja dua hari di Kupang, Menteri Edhy didampingi Gubernur NTT Viktor Laiskodat, sejumlah pejabat eselon I KKP, Wakil Ketua Komisi VI DPR Muhammad Haikal dan dua anggota DPD RI asal Nusa Tenggara Timur. (R/IK/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng

Rekomendasi untuk Anda