Tel Aviv, MINA – Menteri Keuangan Israel berhaluan kanan ekstrem Bezalel Smotrich mengancam akan menggulingkan pemerintah Netanyahu jika Jalur Gaza tidak berhasil dikuasai.
Menteri ekstremis itu menyebut perjanjian gencatan senjata Gaza sebagai “kesalahan yang sangat serius” dan “penyerahan diri kepada Hamas.” Anadolu melaporkan.
Perjanjian gencatan senjata Gaza dan pertukaran tahanan mulai berlaku pada pukul 11.15 waktu setempat (09.15GMT) pada hari Ahad (19/1) setelah tertunda beberapa jam karena tuduhan Israel terhadap Hamas karena menunda pembebasan daftar tawanan yang akan dibebaskan. Perjanjian itu awalnya dijadwalkan mulai pada pukul 8.30 waktu setempat (06.30GMT).
“Israel harus menduduki Gaza dan membentuk pemerintahan militer sementara karena tidak ada cara lain untuk mengalahkan Hamas,” kata Smotrich kepada Radio Angkatan Darat.
Baca Juga: Hamas: Kami Terbuka untuk Persatuan Nasional Kapan Saja
“Saya akan menggulingkan pemerintah jika tidak kembali berperang dengan cara yang [mengarah pada kita] mengambil alih seluruh Jalur Gaza dan memerintahnya,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir mengumumkan penarikan partainya dari koalisi yang berkuasa setelah gencatan senjata Gaza.
Setelah penarikan partai Ben-Gvir, koalisi yang berkuasa masih bertahan dengan 62 kursi parlemen di Knesset yang beranggotakan 120 orang.
Pada hari Sabtu, 24 menteri dalam pemerintahan menyetujui gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan sementara delapan menolaknya.
Baca Juga: Israel Terus Serang Gaza Meski Gencatan Senjata Disepakati
Pada tahap pertama, akan ada gencatan senjata selama enam pekan, pasukan Israel akan mundur dari daerah berpenduduk di Gaza, dan 33 dari sekitar 98 sandera yang tersisa akan dibebaskan dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina.
Tahap kedua melibatkan pembebasan sandera yang tersisa dan pasukan Israel akan sepenuhnya mundur dari Gaza.
Pada tahap terakhir, mayat sandera yang meninggal akan dikembalikan ke keluarga mereka, dan rencana rekonstruksi besar untuk Gaza akan dimulai. []
Baca Juga: Peneliti Universitas Tel Aviv: Israel Tidak Pernah Mampu Kalahkan Hamas
Mi’raj News Agency (MINA)