Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MENTERI PALESTINA KRITIK ISRAEL ENGGAN DAMAI

Rudi Hendrik - Senin, 9 Februari 2015 - 11:15 WIB

Senin, 9 Februari 2015 - 11:15 WIB

732 Views

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki. (Foto: Veterans Today)
<a href=

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki. (Foto: Veterans Today)" width="300" height="187" /> Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki. (Foto: Veterans Today)

Munich, 19 Rabi’ul Akhir 1436/9 Februari 2015 (MINA) – Menteri Luar Negeri Palestina Dr. Riyad Al-Maliki mengkritik Israel agar mengajukan alasan baru atas keengganannya membuat kemajuan dalam proses perdamaian.

“Kita tidak bisa menyalahkan masalah nuklir Iran, ISIS dan gerakan jihad terhadap kurangnya kemajuan mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina. Karena kami telah memulai negosiasi dengan Israel 23 tahun yang lalu, sampai tahun kemarin, tidak ada ancaman nuklir Iran, tidak ada Daesh (ISIS) dan gerakan jihad,” kata Maliki pada Konferensi Keamanan Munich, Jerman, Ahad kemarin.

Maliki mengkritik Menteri Intelijen Israel Yuval Steinitz yang selama diskusi panel di konferensi menyalahkan program nuklir Iran, ancaman ISIS dan gerakan jihad atas memburuknya situasi di Timur Tengah dan kebuntuan dalam proses perdamaian, Anadolu Agency yang melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Steinitz berpendapat, alasan utama konflik di Timur Tengah bukanlah kebijakan kontroversial Israel, tetapi sifat tidak demokratis dari negara-negara Arab.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

“Jika negara-negara di sekitar kami ingin bergaya demokrasi liberal Barat, Anda akan melihat konflik jauh lebih sedikit, dan akan banyak kerjasama antara negara Yahudi dan negara-negara Arab, serta di antara negara Arab sendiri,” katanya.

Steinitz berpendapat, stabilitas di Timur Tengah hanya dapat dicapai dengan “demokrasi sejati”.

Konferensi Keamanan Munich tahun ini dihadiri peserta terbanyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, berakhir pada Ahad dengan diskusi panel tentang Timur Tengah.

Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Presiden Ukraina Petro Poroshenko, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dan Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius, berada di antara peserta kunci konferensi.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

 

Turki Batal Hadir

Sementara Turki membatalkan kehadiran delegasinya Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu di Konferensi Keamanan Munich itu karena perwakilan Israel Yuval Steinitz menjadi peserta undangan dalam pertemuan itu, Today Zaman melaporkan.

“Saya berencana untuk bergabung dengan konferensi tapi saya merubah keputusan karena undangan dikirim ke perwakilan Israel untuk hadir dalam pertemuan Timur Tengah,” kata Cavusoglu kepada wartawan di Berlin.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Turki memutuskan hubungan diplomatik dan keamanan dengan Israel setelah delapan aktivis Turki dan seorang aktivis berkewarganegaraan Amerika Turki tewas diserang pasukan komando Israel di kapal armada bantuan kemanusiaan untuk Gaza Mavi Marmara pada Mei 2010 lalu.

Hubungan antara kedua negara telah memburuk sejak saat itu karena kedua belah pihak masing-masing telah menarik duta besar mereka.(T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Rekomendasi untuk Anda