Gaza, 20 Jumadil Akhir 1436/9 April, 2015 (MINA) – Menteri Pekerjaan Umum Pemerintahan Rekonsiliasi Palestina, Dr. Mufeed Al-Husainah, mengatakan, Jalur Gaza memerlukan sekitar 5.000 hingga 8.000 ton semen per hari untuk memudahkan proses rekonstruksi di wilayah Palestina terblokade itu.
“Penjajahan merupakan kendala terbesar untuk proses rekonstruksi, karena mereka (Israel) menutup perbatasan sehingga bahan bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk melanjutkan proses rekostruksi,” kata Husainah saat lokakarya yang digelar Institut Kebijakan Ekonomi Palestina di Ramallah Rabu kemarin.
Husainah juga menyatakan, dana yang terkumpul untuk proses rekonstruksi hingga saat ini baru mencapai 200 juta Dolar AS (sekitar 2,5 triliun rupiah) dari 5,4 miliar Dolar AS (67.5 triliun rupiah) yang dijanjikan negara-negara donor pada Konferensi Rekonstruksi Jalur Gaza di Kairo Oktober lalu.
“Penjajah Israel telah menghancurkan secara total 12 ribu unit rumah pada agresi terakhir, sehingga meninggalkan 1,7 juta ton puing yang masih belum tersentuh hingga saat ini,” tambah Husainah.
Baca Juga: AS Tolak Rencana Israel untuk Caplok Tepi Barat yang Diduduki
Husainah juga menambahkan, meskipun rekonstruksi tertunda, namun ada tanda dari pihak pendudukan Israel untuk memudahkan serta memfasilitasi masuknya bahan bangunan dan peralatan untuk segera membuat sebuah kemajuan nyata dalam proses rekonstruksi sebelum terjadinya situasi yang makin parah di Jalur Gaza.
Sejak terjadinya agresi terakhir terhadap Jalur Gaza, pada awal musim panas tahun lalu, puluhan ribu rumah, serta berbagai fasilitas seperti sekolah dan masjid hancur akibat agresi milter Israel.
Rekonstruksi Jalur Gaza berjalan lambat, bahkan setalah Sembilan bulan serangan tersebut bahan-bahan bangunan belum bisa masuk ke Jalur Gaza sesuai yang diharapkan. (L/K01/R05)
Baca Juga: Sedikitnya 10.000 Tenda Pengungsi Gaza Rusak Akibat Badai Musim Dingin
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)