Tel Aviv, MINA – Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyerukan “konsesi yang menyakitkan” untuk membebaskan sandera yang ditawan di Jalur Gaza.
“Tidak semua tujuan dapat dicapai melalui cara militer saja. Kekuatan bukanlah jawaban untuk segalanya,” kata Gallant pada hari peringatan yang diadakan untuk mereka yang tewas dalam serangan Hamas tahun lalu, Anadolu Agency melaporkan, Ahad (27/10).
“Ketika harus memenuhi tugas etis kita untuk membawa pulang sandera, konsesi yang menyakitkan akan diperlukan,” tambahnya.
Menteri Pertahanan mengakui perang Gaza yang sedang berlangsung “rumit dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam tantangannya.”
Baca Juga: Tanggapi Ancaman Trump, Hamas: Itu Ditunjukkan untuk Netanyahu
“Tahun ini, kami menyerang musuh dan menciptakan realitas keamanan baru di sekitar kita, tetapi biayanya sangat tinggi,” katanya, mengklaim bahwa Israel telah mencapai “kemenangan yang belum pernah terjadi sebelumnya” di semua lini.
“Di selatan, Hamas tidak lagi beroperasi sebagai entitas militer. Di wilayah utara, Hezbollah terus mengalami serangkaian pukulan, dengan struktur kepemimpinannya hancur, sebagian besar kekuatan misilnya hancur dan pasukannya terusir dari perbatasan,” ujar Gallant.
Pernyataan Gallant muncul saat negosiator Israel bersiap untuk melanjutkan negosiasi di Qatar untuk kemungkinan kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.
Israel memperkirakan sekitar 101 tawanan masih ditahan oleh kelompok Hamas di Gaza, beberapa di antaranya diyakini telah terbunuh oleh serangan udara Israel yang terus-menerus dan membabi buta di wilayah kantong itu.
Baca Juga: Israel 52 Kali Langgar Perjanjian Gencatan Senjata Sejak 27 November Lalu
Upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan telah gagal karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk mengakhiri perang.
Tentara Israel telah melanjutkan serangan yang menghancurkan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Hampir 43.000 orang telah tewas sejak saat itu, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 100.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah membuat hampir seluruh penduduk wilayah itu mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Baca Juga: Palestina Kecam Perintah Israel yang Menyita Pengeras Suara di Masjid
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dalam 24 jam, Perlawanan Tepi Barat Lakukan 12 Operasi Melawan Tentara Penjajah