Tel Aviv, MINA – Sejumlah menteri senior dalam kabinet Israel dikabarkan mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera mengakhiri operasi militer di Jalur Gaza.
Desakan ini muncul setelah perang yang berlangsung sejak Oktober 2023 dinilai lebih banyak menimbulkan kerugian politik dibandingkan manfaat militer.
Mengutip laporan Channel 12 Israel pada Rabu (10/6), para menteri yang tidak disebutkan identitasnya itu menyampaikan langsung pandangan mereka kepada Netanyahu.
Mereka menyebut, setiap hari tambahan dalam konflik justru semakin memperburuk posisi Israel di mata dunia internasional.
Baca Juga: Usai Dijatuhi Sanksi Internasional, Menteri Israel Itamar Ben-Gvir Serbu Kompleks Al-Aqsa
Desakan ini muncul tidak lama setelah Netanyahu melakukan percakapan via telepon dengan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang kabarnya juga menyarankan agar Israel menghentikan serangan militernya di Gaza.
Channel 12 juga mencatat, sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober 2023, belum pernah ada diskusi terbuka di dalam koalisi pemerintahan Israel terkait kemungkinan mengakhiri perang.
Sementara itu, militer Israel masih menolak tekanan global untuk melakukan gencatan senjata. Serangan terus dilancarkan ke Gaza, yang menurut data terbaru telah menewaskan lebih dari 55.100 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak.
Selain korban jiwa yang terus bertambah, situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Sejak awal Maret, Israel menutup seluruh akses perbatasan Gaza bagi pengiriman bantuan.
Baca Juga: Anggota Parlemen Prancis Pro Palestina Ditempatkan di Sel Isolasi
Organisasi kemanusiaan internasional memperingatkan, blokade ini berisiko menyebabkan kelaparan massal di wilayah yang dihuni sekitar 2,4 juta jiwa tersebut.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dua Tentara Israel Terluka Oleh Penembak Jitu Pejuang Gaza