
palestina
di Tepi Barat. Foto : eccpalestine" width="300" height="200" /> Pemukiman Israel di tanah milik rakyat palestina di Tepi Barat. (Foto : Eccpalestine)Gaza, 8 Dzulqadah 1435/3 September 2014 (MINA) – Menteri Keuangan Israel, Yair Lapoid mengecam keputusan pemerintahnya sendiri, untuk merampas 1000 hektar tanah milik rakyat Palestina di tepi barat.
Menurut Lapoid, keputusan tersebut akan membahayakan hubungan Amerika Serikat (AS) – Israel pada waktu yang sensitif.
“Kita menghadapi sensitifitas internasional setelah operasi militer (di Gaza), dan itu sulit bagi kita untuk mempertahankan dukungan dunia. Apa yang begitu mendesak sekarang untuk menciptakan krisis lain dengan Amerika dan dunia?” kata Lapid dalam Forum Ekonomi Naisonal Calcalist di Tel Aviv, Selasa.
Lapid juga mengatakan, Operation Protecting Edge ke Gaza yang menyebabkan kematian sedikitnya 2100 warga Palestian dan memicu seruan internasiona untuk menyelidiki tuduhan kejahatan perang dan pelanggaran hukum internasional di Gaza.
Baca Juga: Utusan Trump Sebut Keputusan Israel Perpanjang Perang Hambat Pemulangan Sandera
“Kita perlu diplomasi lebih terarah, bukan menciptakan perselisihan yang tidak perlu dengan Amerika Serikat dan Dunia,” kata Lapid dalam forum tersebut seperti laporkan Xinhua.
Pada Ahad (31/8) Israel mengumumkan perampasan 1000 hektar tanah Palestina di bukit Bethlehem di Tepi Barat terjajah. Washington mengecam langkah tersebut , PBB, Mesir dan Perancis juga mengutuk dan mendesak Israel untuk memikirkan kembali langkah tersebut.
Langkah tersebut dimumkan sekitar seminggu setelah perjanjian gencatan senjata antara Palestina dan Israel diberlakukan.
Lapid yang merupakan anggota senior kabinet Israel dan pemimpin faksi Yesh Atid anggota terbesar dari pemerintahan Benyamin Netanyahu, mengatakan, rencana perampasan tanah tersebut tidak dibicarakan sebelumnya di kabinet.
Baca Juga: Israel Ancam Ambil Tindakan Sepihak Jika Eropa Uni Akui Negara Palestina
“Saat ini hal tersebut akan menyebabkan kerusakan pada negara Israel” katanya. (T/K01/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Dubes AS: 700 Ribu Warga Amerika Tinggal di Wilayah Palestina