Tunisia, MINA – Menteri Pariwisata Tunisia Rene Trabelsi menggambarkan masalah normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel sebagai “masalah sensitif”.
Trabelsi, seorang pengusaha Yahudi Tunisia yang baru-baru ini menjabat menteri pariwisata, membuat pernyataan tersebut dalam wawancara dengan saluran televisi i24 Israel, yang sebagian disiarkan Selasa (15/1) di TV Tunisia.
“Sebagai menteri pariwisata, saya harus mengikuti garis pemerintahan saya,” katanya saat wawancara.
“Saya ingin menambahkan bahwa Tunisia secara historis berkomitmen pada perdamaian di Timur Tengah. Masalah Palestina dekat dengan hati kami dan kami telah melakukannya dengan baik,” tambah Trabelsi.
Baca Juga: UNICEF Kritik Keras Rencana Israel-AS Awasi Distribusi Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza
“Tapi pesan kami adalah mencari perdamaian. Gagasan perdamaian sangat penting dalam budaya Tunisia,” ungkapnya
Trabelsi adalah seorang pengusaha terkemuka di sektor perjalanan dan pariwisata Tunisia, yang diangkat sebagai menteri pariwisata November lalu sebagai bagian dari perombakan kabinet yang diadakan oleh Perdana Menteri Youssef Chahed.
Setelah keputusan Presiden AS Donald Trump 2017 untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Trabelsi konsisten dengan sikap resmi Tunisia, yang menyatakan langkah itu sebagai “sebuah pelanggaran terhadap status hukum dan historis Yerusalem dan pelamggaran terhadap Resolusi PBB yang relevan”.(T/Ast/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Palestina Bertemu Putin di Moskow