Istanbul, 13 Jumadil Akhir 1438/12 Maret 2017 (MINA) – Presiden Recep Tayyip Erdogan bereaksi marah atas pengusiran pemerintah Belanda terhadap dua orang menteri Turki dengan menyebut pemerintah Amsterdam adalah “sisa-sisa Nazi”.
Pada hari Sabtu (11/3), Pemerintah Belanda telah menolak pesawat Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mendarat di Rotterdam dan polisi juga mengusir Menteri Keluarga Turki Fatma Betul Sayan Kaya ke perbatasan Jerman setelah masuk menggunakan mobil.
Larangan itu terkait rencana pemerintah Turki untuk melakukan kampanye kepada warga diasporanya di Belanda tentang referendum sistem presidensial yang akan dilaksanakan di Turki pada 16 April 2017.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Belanda sendiri akan melaksanakan pemilihan umum nasional pada Rabu, 15 Maret.
Pada tahun 1940 saat berlangsungnya Perang Dunia II, Jerman menginvasi Belanda dan menempatkan negara itu sebagai jajahannya. Belanda dianggap menjadi salah satu negara dengan kolaborasi tingkat tertinggi pada saat terjadinya Holokaus Yahudi oleh Nazi Jerman.
“Mereka adalah sisa-sisa dari Nazi, mereka fasis,” kata Erdogan saat reli terjadi di Istanbul pada hari Sabtu (11/3), menyikapi Jerman dan negara Eropa lainnya yang melarang kampanye referendum Turki dilakukan terhadap warga diasporanya.
“Laranglah menteri luar negeri kami atas penerbangannya betapapun Anda suka, tapi mulai sekarang mari kita lihat bagaimana penerbangan Anda akan mendarat di Turki,” tandas Erdogan.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Pada Ahad pagi, lebih seribu warga Turki berunjuk rasa di depan konsulat Turki di Rotterdam. Demonstrasi itu dibubarkan paksa oleh polisi anti huru hara menggunakan meriam air, kuda dan anjing.
Sebaliknya, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan bahwa kritik Erdogan adalah “gila.”
(T/RI-1/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu