Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA
Dunia adalah rendah dan fana, adapun akhirat mulia dan kekal. Kita diingatkan oleh ayat-ayat yang mulia dan penuh berkah, maka sungguh beruntung orang yang mendengar dengan seksama nasehat-nasehat yang bermanfaat dan wejangan-wejangan yang mengena. Lalu ia merenungkannya dengan akalnya, memahaminya dengan pikirannya, dan melaksanakannya dengan perkataan dan perbuatannya.
Allah berfirman :
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلا تَعْقِلُونَ
Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al-An’am: 32).
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى أَفَلا تَعْقِلُونَ
“Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, Maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka Apakah kamu tidak memahaminya?” (QS. Al-Qashas: 60).
قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى وَلا تُظْلَمُونَ فَتِيلا
Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!
“Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun.” (QS. An-Nisa: 77).
وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلا مَتَاعٌ
“Dan mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS. Ar-Ra’du: 26).
أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلا قَلِيلٌ
Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI
“Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” (QS. At-Taubah: 36).
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (١٦)وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la: 16-17).
Dunia akan pergi, akan sirna dan berakhir. Adapun surga kenikmatan akhirat yang abadi dan kekal.
Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika
Dunia adalah kesenangan yang sedikit, rendahan, dan ujungnya adalah fana dan sirna, adapun surga kenikmatan yang abadi, tanpa ada kesudahannya, tidak akan pernah berakhir.
Dari al-Mustaurid bin Syaddad –semoga Allah meridhainya- ia berkata : Rasulullah bersabda,
وَاللهِّ مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟
“Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut?” (HR. Muslim no.2868).
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-6] Tentang Halal dan Haram
Dunia seperti air yang tersisa di jari setelah dicelupkan di lautan yang meluap. Adapun akhirat, maka dialah seluruh lautan yang begitu luas, yang bergejolak ombaknya, dan meninggi terpaannya.
Maka apakah tidak berfikir tentang hakekat dunia seseorang yang mendahulukan sedikitnya dunia yang akan berakhir di atas mulianya akhirat dan bagiannya yang tinggi?
عَجِبتُ لِمُعجَبٍ بِنَعيمِ دُنيا … وَمَغبونٍ بِأَيّامٍ لِذاذِ
Aku heran dengan orang yang takjub terhadap dunia….
Baca Juga: Perlindungan terhadap Jurnalis di Gaza
Dan ia telah tertipu dengan hari-hari penuh kelezatan…
وَمُؤثِرٍ المُقامَ بِأَرضِ قَفرٍ … عَلى بَلَدٍ خَصيبٍ ذي رَذاذِ
Dan ia lebih mengutamakan untuk tinggal di tanah yang tandus…
Dari pada di negeri yang subur disirami hujan rintik-rintik…
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
وَدُنْيَاكَ الَّتِي غَرَّتْكَ مِنْهَا … زَخَارِفُهَا تَصِيْرُ إِلىَ انْجِذَاذِ
Dan duniamu yang telah menjadikanmu terpedaya…
Perhiasannya akan hancur berkeping-keping…
Wahai hamba Allah…jika seandainya dunia berada pada kedua tanganmu, dan ditambah lagi dunia semisalnya untukmu, maka apakah yang tersisa darinya jika maut telah menjemputmu?
Baca Juga: Bukan Sekadar Pencari Nafkah: Inilah Peran Besar Ayah dalam Islam yang Sering Terlupakan!
أَلاَ يَا سَاكِنَ الْبَيْتِ الْمُوَشَّى .. سَتُسْكِنُكَ الْمَنِيَّةُ بَطْنَ رَمْسِ
Wahai penghuni rumah yang penuh dengan hiasan…
Kematian akan memindahkan tempat tinggalmu ke dalam perut kuburan…
رَأَيْتُكَ تَذْكُرُ الدُّنْيَا كَثِيْرًا .. وَكَثْرَةُ ذِكْرِهَا لِلْقَلْبِ تُقْسِي
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh
Aku melihatmu sering menyebut-nyebut tentang dunia…
Padahal sering mengingat dunia akan mengeraskan hati…
كَأَنَّكَ لاَ تَرَى بِالْخَلْقِ نَقْصًا .. وَأَنْتَ تَرَاهُ كُلَّ شُرُوْقِ شَمْسِ
Seakan-akan engkau tidak melihat manusia berkurang (karena terus ada yang meninggal)…
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam
Padahal engkau melihat mereka (ada yang meninggal) setiap kali bersinar mentari…
وَمَا أَدْرِي وَإِنْ أَمَّلْتُ عُمْرًا .. لَعَلِّي حِيْنَ أُصْبِحُ لَسْتُ أُمْسِي
Dan aku tidak tahu –sementara aku berharap berumur panjang-…
Bisa jadi esok tatkala aku bertemu dengan pagi hari, aku tidak bisa bertemu lagi dengan petang hari…
Wahai hamba Allah…setiap hari selalu ada ibrah dan ibrah (pelajaran) yang datang…, pada setiap kematian ada pengingat untuk berhenti jika engkau termasuk orang yang mau berhenti…
Sampai kapan engkau begini…?, hingga kapan…? Sampai kapan engkau tidak sadar? Hingga kapan engkau tidak bertakwa?
Apakah setelah sirnanya dunia tempat beramal?, ataukah kepada selain akhirat engkau akan berpindah?
Jauh…, sungguh jauh sekali…, akan tetapi kedua telinga telah tuli dari mendengar ayat-ayat…hati telah lalai dari nasehat-nasehat…
Ingatlah waktu kematian….Takutlah engkau dengan waktu datang kematian…
Tangisilah dosa-dosamu yang telah lalu…, selamatkan jiwamu…jika tidak maka jiwamu akan binasa…
Pergilah menuju Robmu…berlepaslah dari dosa-dosamu…
Wahai hamba Allah…
إِلَى كَمْ تَمَادَى فِي غُرُوْرٍ وَغَفْلَةٍ وَكَمْ هَكَذَا نَوْمٌ مَتَى يَوْمُ يَقْظَةِ
Hingga kapan engkau terus menerus tertipu dan lalai….
Begitu pulas engkau tertidur…kapankah hari engkau baru terjaga….
لَقَدْ ضَاعَ عُمْرٌسَاعَةٌ مِنْهُ تُشِتَرَى بِمِلْءِ السَّمَا وَالأَرْضِ آيَّةَ ضَيْعَةِ
Telah hilang sia-sia usiamu, yang sesaat dari usiamu dibeli dengan sepenuh langit dan bumi…, maka sungguh besar kesia-siaanmu…
أَفَانٍ بِبَاقٍ تَشْتَرِيْهِ َسَفَاهَةً وَسُخْطًا بِرِضْوَانٍ وَنَارًا بِجَنَّةِ
Apakah engkau membeli sesuatu yang fana dengan bayaran sesuatu yang kekal karena kebodohan, kau beli kemarahan Allah dengan membayar keridhaan-Nya, kau beli neraka dengan membayar surga…?
أَأَنْتَ عَدُوٌّ أَمْ صَدِيْقٌ لِنَفْسِهِ فَإِنَّكَ تَرْمِيْهَا بِكُلِّ مُصِيْبَةِ
Apakah engkau adalah musuh atau sahabat bagi dirimu sendiri…?, karena engkau membuangnya setiap kali musibah…
لَقَدْ بِعْتَهَا خِزْيٌ عَلَيْكَ رَخِيْصَةً وَكَانَتْ بِهَذَا مِنْكَ غَيْرُ حَقِيْقَةِ
Sungguh engkau telah menjual jiwamu dengan murah…kehinaan bagimu…
Maka jiwamu dengan sikapmu tersebut bukanlah jiwa yang hakiki…
Maka sungguh merugi seseorang yang menjual kenikmatan surga dengan angan-angan dusta…dengan permainan yang menarik dan melalaikan…, dengan syahwat, dan perbuatan-perbuatan buruk, serta aib-aib yang tercela…
Maka sungguh merugi mereka yang menjadikan Allah murka…, mereka menyia-nyiakan umur mereka dalam kemaksiatan dan dosa-dosa..
قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلا ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
“Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat”. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az-Zumar: 15).
إيَّاكَ أعْنِي يا ابْنَ آدَمَ فاسْتَمِعْ…. ودَعِ الرُّكونَ إلى الحياة ِ فتنتفِعْ
Kepadamu tujuanku wahai anak Adam maka dengarlah…
Tinggalkanlah bersandar kepada kehidupan niscaya engkau akan mendapatkan manfaat…
لوْ كانَ عُمْرُكَ ألفَ حولٍ كاملٍ… لمْ تَذْهَبِ الأيّامُ حتى تَنقَطِعْ
Seandainya umurmu sempurna seribu tahun…toh tidaklah berlalu hari-hari hingga akhirnya engkaupun meninggal…
يا أيّها المَرْءُ المُضَيِّعُ دينَهُ،…إحرازُ دينِكَ خَيرُ شيءٍ تَصْطَنِعْ
Wahai yang telah menyia-nyiakan agamanya…jagalah agamamu maka itulah yang terbaik yang kau lakukan…
فامْهَدْ لنَفسِكَ صالحاً تُجزَى بهِ،….وانْظُرْ لِنَفْسِكَ أيَّ أمْرٍ تتَّبِعُ
Siapkanlah untuk dirimu amal sholeh yang akan diberi ganjaran atasnya…
Dan lihatlah, perkara apakah yang (baik) engkau ikuti untuk dirimu…?
واعْلَمْ بأنَّ جَميعَ مَا قَدَّمْتَهُ…. عندَ الإلهِ، مُوَفَّرٌ لكَ لم يَضِعْ
Ketahuilah bahwasanya semua yang telah kau perbuat…
Tersimpan utuh di sisi Tuhan tidak ada yang hilang…
وَمَا تُقَدِّمُوا لأنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Muzammil : 20).
Jangan sampai tertipu. Memang dunia itu manis dan indah, tapi tentu saja di mata seorang mukmin, Surga itu jauh lebih indah, wallahua’lam.(RS3/RS2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)