Oleh : Imaam Yakhsyallah Mansur
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَآ اَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنٰتِ وَالْهُدٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا بَيَّنّٰهُ لِلنَّاسِ فِى الْكِتٰبِۙ اُولٰۤىِٕكَ يَلْعَنُهُمُ اللّٰهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللّٰعِنُوْنَۙ
Artinya : “Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam Kitab (Al-Qur’an), mereka itulah yang dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh mereka yang melaknat.” (QS Al-Baqarah/2: 159).
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Ayat ini turun mengenai pendeta-pendeta Yahudi. Mereka menyembunyikan kepada kaum mereka tentang sifat-sifat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang tersebut dalam kitab suci mereka, agar orang-orang Yahudi jangan masuk Islam. Mereka menyembunyikan kebenaran padahal yang demikian itu telah tertulis dengan nyata dan jelas dalam kitab mereka.
Orang-orang itu wajar mendapat laknat dari Allah dan dijauhkan dari rahmat serta kasih sayang-Nya dan wajar pula bila laknat dimintakan untuk mereka oleh Malaikat dan manusia seluruhnya.
Salah satu upaya mereka menyembunyikan kebenaran adalah soal tanah Palestina yang mereka duduki, karena klaim sebagai hak milik mereka.
Hal ini dibongkar oleh Pastor Senior Rick Wiles, dari Gereja Flowing Streams, Florida, Amerika Serikat yang mengungkapkan, bangsa Palestina yang saat ini diduduki Israel merupakan pemilik sah tanah Palestina.
Baca Juga: Suriah dan Corak Bendera yang Berganti
Dalam video YouTube yang viral beredar luas, ia menunjukkan Kitab Perjanjian Lama (Holy Bible) terbitan tahun 1905 miliknya. Di dalam kitab itu, pada halaman 13, tercantum Peta Palestina .
“Pada halaman 13 saya ingin menunjukkan bahwa di sini ada sebuah peta dari Tanah Suci (Holy Land) Palestina, bukan Israel,” ujar Rick Willes.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa semua rakyat Palestina yang beragama Kristen, Islam, maupun Yahudi adalah pemilik sah dari Palestina. Hal itu menanggapi tuduhan kelompok Kristen Zionis yang menyebutkan bahwa Palestina tidak pernah ada.
Ia menambahkan bahwa Kristen Zionis mengatakan Palestina tidak pernah ada. Padahal di kebanyakan Al-Kitab pasti ada peta Palestina.
Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman
Pastor Senior Rick Wiles mengungkapkan semua itu untuk mengakhiri propaganda Zionis di Amerika Serikat.
“Hal itu merupakan ajaran sesat Zionis Masonic yang disebar ke Gereja Amerika Serikat tahun 1913,” lanjutnya.
Ia juga menyebutkan beberapa kekerasan yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina.
Menyikapi Informasi Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani)
Baca Juga: Hari HAM Sedunia: Momentum Perjuangan Palestina
Lalu bagaimana kita sebagai Muslim menyikapi informasi Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) seperti itu?
Al-Quran mengatakan bahwa Ahli Al-Kitab (Yahudi dan Nasrani) tidak semuanya sama. Karena itu sikap yang diajarkan Al-Qur’an terhadap mereka pun berbeda, sesuai dengan sikap mereka terhadap umat Islam.
Di dalam Al-Quran antara lain disebutkan :
وَلَا تُجَادِلُوْٓا اَهْلَ الْكِتٰبِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۖ اِلَّا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْهُمْ وَقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا بِالَّذِيْٓ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَاُنْزِلَ اِلَيْكُمْ وَاِلٰهُنَا وَاِلٰهُكُمْ وَاحِدٌ وَّنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ
Baca Juga: Literasi tentang Palestina Muncul dari UIN Jakarta
Artinya: “Janganlah kamu berdebat dengan Ahlul Kitab, melainkan dengan cara yang sebaik-baiknya, kecuali terhadap orang-orang yang zalim di antara mereka” (QS Al-‘Ankabut/29 : 46).
Pada ayat ini Allah memberi petunjuk kepada Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wasallam dan kaum Muslimin tentang bagaimana cara menghadapi Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani).
Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam menyampaikan ajaran Islam, kebanyakan dari mereka mendustakannya. Hanya sedikit sekali di antara mereka yang menerimanya. Padahal mereka telah mengetahui Muhammad dan ajaran yang dibawanya, sebagaimana mereka mengetahui dan mengenal anak-anak mereka sendiri.
Sebagaimana disebutkan di dalam ayat:
Baca Juga: Perang Mu’tah dan Awal Masuknya Islam ke Suriah
اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْرِفُوْنَهٗ كَمَا يَعْرِفُوْنَ اَبْنَاۤءَهُمْ ۗ وَاِنَّ فَرِيْقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُوْنَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
Artinya : “Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui(nya)”. (QS Al-Baqarah/2: 146).
Sehubungan dengan ayat ini, Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Para Ahli Kitab itu membaca Taurat dengan bahasa Ibrani dan menafsirkan dengan bahasa Arab untuk orang-orang Islam. Lalu Nabi bersabda: Janganlah kamu membenarkan Ahli Kitab dan jangan pula kamu mendustakan mereka. Katakanlah kepada mereka, “Kami beriman dengan apa yang telah diturunkan kepada kami dan yang telah diturunkan kepadamu. Tuhan kami dan Tuhan kamu adalah satu dan kami berserah diri hanya kepada Nya saja.” (Riwayat Al-Bukhari dan An-Nasa’i).
Surat Balfour Sumber Bencana
Baca Juga: Selamatkan Palestina, Sebuah Panggilan Kemanusiaan
Kembali pada apa yang dikatakan Pastor Senior Rick Wiles yang mengungkapkan tentang propaganda Zionis. Jika ditelusuri jauh ke belakang, maka apa yang terjadi sekarang di negeri Palestina, berupa pendudukan dengan segala kejahatannya berawal dari konspirasi Zionis Yahudi melalui Deklarasi Balfour, tanggal 2 November 1917.
Melalui sepucuk surat yang ditulis oleh Menteri Luar Negeri Britania Raya (Inggris) Arthur James Balfour itulah, kemudian dijadikan dalih bagi Zionis Yahudi untuk menyerbu dan kemudian menjajah Palestina dan mengusir rakyatnya dari tanah airnya sendiri.
Surat itu memang sudah diatur sebelumnya oleh Chaim Azriel Weizmann, presiden pertama Organisasi Zionis Dunia. Agar surat itu ditujukan kepada Lord Rothschild (Walter Rothschild dan Baron Rothschild) pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk dikirimkan kepada Federasi Zionis Internasional.
Surat itu menyatakan dukungan rapat Kabinet Inggris pada 31 Oktober 1917, bahwa pemerintah Inggris mendukung rencana-rencana Zionis untuk membuat ‘tanah air’ bagi Yahudi di Palestina, dengan syarat bahwa tak ada hal-hal yang boleh dilakukan yang mungkin merugikan hak-hak dari komunitas-komunitas yang ada di sana.
Baca Juga: Malu Kepada Allah
Berdasarkan secarik surat itu, Inggris di bawah pimpinan Jenderal Edmund Allenby kemudian masuk ke tanah Palestina, setelah memulai serangkaian serangan. Ribuan sukarelawan Yahudi pun bergabung dalam pasukan Allenby itu.
Pasukan Allenby kemudian berhasil menduduki Palestina pada Desember 1917. Dua tahun kemudian, pada tahun 1919, Kota Al-Quds (Yerusalem) yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsha dan seluruh wilayah Palestina diduduki Inggris.
Setelah Deklarasi Balfour dan masuknya pasukan Allenby bersama sukarelawan Yahudi ke Al-Quds, gerakan Zionisme mulai mendorong migrasi kaum Yahudi dari berbagai negara untuk pindah ke Palestina. Maka, dimulailah perpindahan secara besar-besaran bangsa Yahudi ke Palestina di bawah naungan Inggris dari tahun 1918-1947.
Hingga akhirnya pada 14 Mei 1948, merasa mendapatkan angin, Zionis Israel memproklamasikan kemerdekaan Israel secara sepihak, dan ini segera diikuti oleh peperangan dengan negara-negara Arab di sekitarnya yang menolak rencana pembagian tersebut. Namun Zionis Israel sudah mempersiapkan segala sesuatunya dibantu Barat, yang kemudian memenangkan perang dan mengukuhkan ‘kemerdekaannya’.
Baca Juga: Palestina Memanggilmu, Mari Bersatu Hapuskan Penjajahan
Surat Balfour itu menunjukkan betapa arogansi orang asing yaitu Inggris yang tidak memiliki hak atas tanah Palestina. Lalu menyerahkannya kepada seorang Zionis Yahudi asing yang juga tidak memiliki hak untuk memilikinya.
Itu semua merupakan bagian dari bagaimana Zionis Internasional yang secara khusus memang memiliki tujuan untuk merebut Palestina, Yerusalem, dan Masjidil Aqsha agar berada di dalam kekuasannya. Secara lebih luas lagi, Zionis hendak menguasai dunia dan mempengaruhi dunia melalui berbagai konspirasi yang dilakukannya.
Di dalam doktrin Protokol Zionis sudah sangat jelas betapa mereka dengan segala konsprirasinya hendak menguasia dunia dengan kejahatannya.
Dalam salah satu Pasal Protokolo Zionis antara lain disebutkan, bahwa demi tujuan, segala cara boleh dilakukan. Siapa pun yang ingin berkuasa, dia mestilah meraihnya dengan licik, pemerasan, dan pembalikkan opini. Keluhuran budi, etika, moral, dan sebagainya adalah keburukan dalam dunia politik.
Baca Juga: Korupsi, Virus Mematikan yang Hancurkan Masyarakat, Ini Pandangan Islam dan Dalilnya!
Konspirasi Protokol Zionis juga menyebutkan, akan terus menyalakan api peperangan di dunia ini secara terselubung. Bermain di kedua belah pihak. Sehingga Konspirasi akan memperoleh manfaat besar tetapi tetap aman dan efisien. Rakyat akan dilanda kecemasan yang mempermudah bagi konspirasi untuk menguasainya. (Masjidil Aqsha Tanggung Jawab Seluruh Umat Islam. Penerbit : AWG Bogor, Maret 2022, hlm. 181-201).
Kembalikan Hak Milik Palestina
Apa yang telah diungkapkan oleh Pastor Senior Rick Wiles, bahwa tanah Palestina yang saat ini diduduki Israel merupakan pemilik sah tanah Palestina, menunjukkan hak abadi tanah Palestina adalah milik bangsa Palestina.
Apalagi jika ditinjau dari sejara para Nabi secara keseluruhan, di mana para Nabi utusan Allah, banyak diturunkan di kawasan Palestina, adalah pendatang (Muhajir/bukan penduduk asli), sebagaimana firman Allah :
وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ
Artinya: “Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia”. (QS Al-Anbiya/21:71).
Imam Ath-Thabari (893 M.), mufassir dan sejarawan Muslim terkenal, dalam tafsirnya dengan tegas menyatakan, bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Luth ‘Alaihimas Salam, diselamatkan oleh Allah ke bumi yang diberkahi, yaitu Tanah Syam, termasuk Palestina.
Jejak-jejak langkah kaki para nabi utusan dalam berdakwah mengesakan Allah, mengajak manusia menyembah dan memperibadati Allah, sebagai seorang Muslim, terukir abadi di negeri para nabi, Palestina.
Hal itu juga dibuktikan dengan peninggalan sejarah Islam dengan adanya makam-makam para nabi utusan Allah, seperti: makam Nabi Ibrahim, Nabi Ishak, Nabi Ya’kub, Nabi Yusuf, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman ‘Alaihimus Salam lan lainnya.
Jika dirunut ke zaman setelah Nabi Nuh ‘Alaihis Salam, wilayah yang saat itu disebut dengan nama Ardhu Kan’an yang kemudian disebut Filistin adalah milik orang-orang Arab asli dan pendatang dari Yunani yang juga asal-usulnya masih keluarga besar bangsa Arab juga, yang kemudian menetap di wilayah tersebut. Inilah penduduk asli dan pemilik sah tanah Palestina, apapun agamanya.
Semua itu menunjukkan bahwa tidak ada satupun bukti sejarah yang menyebutkan bahwa penduduk asli wilayah Palestina hanya orang-orang Yahudi Israel saja. Apalagi bangsa penjajah Zionis seperti sekarang yang menduduki wilayah tersebut.
Sebenarnya, Zionis bukan Bangsa Yahudi, sebagaimana pengakuan seorang rabi Yahudi dan aktivis anti Zionisme, yang disampaikan pada acara Konferensi Internasional “Freedom and Right of Return anad 60 years of Etnic Cleansing” pada 2008 lalu. (Republika, 9 Juni 2021).
Bangsa Israel sekarang yang menjajah Palestina, berasal dari berbagai negara di dunia. Zionis Yahudi penjajah itu hanya mengklaim dan mengait-ngaitkan saja antara Israel dengan Bani Israil. Mereka mengklaim bahwa tanah Palestina adalah wilayah yang dijanjikan Allah kepada mereka, kaum Yahudi. Padahal maksud dan tujuannya adalah untuk menduduki, menjajah, menodai dan memerangi warga, penduduk dan bangsa Palestina secara kesuluruhan.
Termasuk hendak merebut Masjidil Aqsha, kiblat pertama umat Islam. Terlebih saat ini kondisi Masjidil Aqsha masih dalam pendudukan, pejajahan, penodaan, Yahudisasi dan pembongkaran. Bahkan mengalami serangan beruntun pada bulan suci Ramadhan saat ini.
Maka menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita semua seluruh kaum Muslimin, seluruh umat manusia yang memeiliki naluri kebenaran dan kemanusiaan untuk membebaskan Masjidil Aqsha dan Palestina keseluruhan dari cengkeraman penjajah Zionis Israel, dan mengembalikannya ke pangkuan kaum Muslimin dan bangsa yang berhak.
Itu semua karena tanah Palestina adalah mutlak hak milik rakyat dan bangsa Palestina, serta Masjidil Aqsha adalah hak milik utama kaum Muslimin. Al-Aqsha Haqquna ! Allahu Akbar !! (A/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)