Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MENUTUPI AIB SAUDARA SESAMA MUSLIM

Ali Farkhan Tsani - Senin, 19 Mei 2014 - 09:40 WIB

Senin, 19 Mei 2014 - 09:40 WIB

12430 Views

cerminOleh : Ali Farkhan Tsani*

Islam adalah agama yang sangat indah. Ia mengajarkan umatnya untuk tidak membuka aib orang lain yang hanya akan membuat orang tersebut terhina. Islam memerintahkan umatnya untuk menutupi aib saudaranya sesama muslim. Dan bagi mereka yang mau menutupi aib saudaranya tersebut, akan memperoleh keutamaan dari Allah, sebagaimana termaktub di dalam hadits :

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ فِي الدُّنْيَا يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

Artinya : “Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selalu ia menolong saudaranya.” (H.R. At-Tirmidzi)

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Sebaliknya, siapa yang mengumbar aib saudaranya, Allah akan membuka aibnya hingga aib rumah tangganya.

مَنْ سَتَرَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ سَتَرَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ كَشَفَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ كَشَفَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ حَتَّى يَفْضَحَهُ بِهَا فِي بَيْتِهِ

Artinya : “Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar aib saudaranya muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya walau ia di dalam rumahnya.” (H.R. Ibnu Majah).

Juga, membuka aib saudara sesama muslim, menggunjingnya atau bahkan memfitnahnya, hanyalah akan menghilangkan pahala amal.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Muslim Bagai Cermin 

Justru, sesama muslim adalah saling bersaudara. Antara yang satu merupakan cermin bagi yang lainnya. Jika kita perhatikan ketika kita melihat cermin, lalu melihat ada sesuatu yang kotor pada tubuh kita di cermin tersebut. Maka, tentu kita akan berusaha membersihkannya, bukan malah menambah mengotorinya, atau mencelanya. Sebab itu sama juga dengan mengotori dan mencela dirinya sendiri.

Seperti disebutkan di dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu:

الْمُؤْمِنُ مِرَآةُ أَخِيْهِ، إِذَا رَأَى فِيْهِ عَيْباً أَصْلَحَهُ

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Artinya : “Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia memperbaikinya.” (H.R. Bukhari).

Begitulah, karena tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal. Selalu saja ia memiliki kekurangan dan keterbatasan. Justru mungkin kekurangan, aib dan kejelekan kita jauh lebih banyak dari saudara kita yang kita hina dan kita bicarakan keburukannya itu.

Ibarat pepatah “Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak”. Atau seperti menunjuk orang lain dengan satu jari telunjuk. Sementara empat jari lainnya, sesungguhnya menunjuk diri kita sendiri. Begitulah, seolah semua aib orang lain, sekecil kuman saja, jauh lagi, tampak sekali. Sementara aib diri kita yang sebesar gajah, menempel di pelupuk mata, sudah tampak lagi.

Lalu, karena perasaan suka membuka aib itu, tumbuhlah rasa iri dengki berlebihan di dalam nafsunya. Sehingga kelak kalau dirinya punya kesempatan atau kedudukan yang cukup. Maka, ia gunakan kesempatan itu untuk menghajar saudaranya itu. Ia tidak dapat berlaku adil atas kelebihan dan keutamaan orang lain, di balik kekurangan dan aibnya itu.  

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Allah mengingatkan di dalam firman-Nya :

 يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٲمِينَ لِلَّهِ شُہَدَآءَ بِٱلۡقِسۡطِ‌ۖ وَلَا يَجۡرِمَنَّڪُمۡ شَنَـَٔانُ قَوۡمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعۡدِلُواْ‌ۚ ٱعۡدِلُواْ هُوَ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰ‌ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Maidah [5] : 8).

Justru sesama mukmin adalah saling bersaudara, dan menjadi kewajiban untuk saling memperbaiki.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Seperti firman Allah mengingatkan :

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٌ۬ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ

Artinya : ”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (Q.S. Al-Hujurat [49] : 10).

Karena itu, orang yang gemar membicarakan aib orang lain, sebenarnya tanpa ia sadari ia sedang memperlihatkan jati dirinya yang asli. Yaitu, tidak bisa memegang rahasia, lemah kesetiakawanannya, penggosip, penyebar berita bohong. Semakin banyak aib yang ia sebarkan, maka semakin jelas keburukan diri si penyebar itu.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Allah mengingatkan dengan nada keras di dalam firman-Nya :

إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلۡفَـٰحِشَةُ فِى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِ‌ۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat … (Q.S. An-Nuur [24] : 19).

Juga firman-Nya dalam ayat yang lain :

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٌ۬‌ۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًا‌ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُڪُمۡ أَن يَأۡڪُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتً۬ا فَكَرِهۡتُمُوهُ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ۬ رَّحِيمٌ۬

Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”(Q.S. Al-Hujurat [49] :12).

Penutup

Cara terbaik adalah marilah kita saling menjaga kehormatan sesama saudara kita satu Islam dan satu iman kepada Allah. Sehingga Allah pun berkenan menjaga kehormatan kita kelak di akhirat.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah

Sebagaimana hadits mengingatkan kita :

مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ القِيَامَةِ

Artinya : ”Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya sesama muslim, maka Allah SWT akan membelanya dari neraka kelak di hari Kiamat.” (H.R. At-Tirmidzi dan Ahmad).

Marilah buang jauh-jauh menggunjing, memfitnah dan membuka aib sesama, yang hanya akan menghabiskan pahala kita. Sementara amal kita saja belum banyak. Lebih baik kita perbanyak istighfar, “Astaghfirullaahal ‘adziim”. (R1/IR)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh

*Ali Farkhan Tsani, Penulis Da’i Pondok Pesantren Terpadu Al-Fatah Cileungsi, Bogor. Alumni Mu’assasah Al-Quds Ad-Dauli Shana’a, Yaman. Redaktur Kantor Berita Islam Mi’raj (Mi’raj Islamic News Agency-MINA). Email Penulis : [email protected]

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
Kolom