WILHELMI Massay, seorang relawan asal Tanzania yang saat ini tinggal di Amerika Serikat memilih masuk Islam setelah menyaksikan secara langsung genosida yang terjadi di Jalur Gaza.
Berbicara kepada salah satu relawan MER-C di Jalur Gaza, Massay mengaku baru menjadi mualaf setelah dua kali masuk ke Jalur Gaza sebelum dan setelah genosida berlangsung.
“Ini adalah kedua kalinya saya berada di Gaza. Saya bekerja di Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, dan ketika saya berada di sana pada bulan Agustus lalu situasinya sangat malapetaka,” ujarnya.
Ia menyaksikan begitu banyak kematian, penderitaan dan korban massal yang sangat mengerikan, ditambah kondisi kurangnya pasokan makanan, peralatan, dan kebutuhan lainnya.
Baca Juga: Abu Tanjong Bungong Ulama Ahli Falak Aceh
Keadaan Rumah Sakit-nya sendiri luar biasa. Sebagian besarnya hancur, dibakar oleh pasukan Israel. Namun ia mengaku salut karena selama bertugas mereka memiliki begitu banyak rekan kerja yang luar biasa di sana.
“Alasan saya bergabung, saya masuk Islam, adalah karena keimanan orang-orang Gaza, keimanan orang-orang Palestina, Al-Quran, pesan indah Al-Quran, serta ummah yang luar biasa,” ungkapnya.
Menjadi mualaf, Massay menemukan hal baru yang diajarkan Islam bahwa kita memang harus berjuang keras di dunia. Oleh karena itu ia ingin umat Islam bersatu dan bekerja keras untuk membantu orang-orang di Gaza.
“Maka sebagai seorang mualaf baru, saya ingin mengingatkan semua saudara dan saudari Muslim saya, situasinya perlu diperbaiki. Kita perlu membangun kembali Rumah Sakit Indonesia, kita perlu membangun kembali Gaza,” tuturnya.
Baca Juga: Sejarah Kelam David Ben-Gurion: Zionisme, Penjajahan, dan Penderitaan Palestina
Massay menyampaikan pesan khusus warga Indonesia yang merupakan negara Muslim terbesar untuk tidak tinggal diam menyaksikan kejahatan yang terjadi di Gaza.
“Jangan duduk diam, jangan duduk diam. Kita sebagai umat tidak bisa menunggu, sementara saudara-saudari kita di Gaza dibantai. Jangan duduk diam, setiap masjid di Indonesia, negara Muslim terbesar, yang saya tidak sabar untuk mengunjunginya, kalian tidak bisa hanya duduk diam, kita tidak bisa duduk diam dan melihat saudara-saudara kita dibantai,” tegasnya.
Massay juga menyerukan bantuan meskipun hanya 1 Dolar, atau berapa pun yang kita punya untuk orang-orang Gaza.
“Dengan begitu, Anda dan saya, orang-orang baru di Islam, akan saling memberikan harapan. Alasan Saya masuk Islam adalah karena Saya melihat sesuatu yang indah, sesuatu yang hebat di dalamnya,” tuturnya.
Baca Juga: Mengenang 29 Tahun Kesyahidan Yahya Ayyash, Insinyur Pejuang Pemberani
Genosida Israel di Jalur Gaza memang membawa kehancuran dan malapetaka. Tapi kehancuran justru membuka mata Massay akan keindahan Islam. Ketabahan warga Gaza di tengah malapetaka kehilangan dan kesulitan kemudian mengetuk hatinya untuk menjadi seorang mualaf.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan Kunci Sanad Ulama Nusantara