Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)
Di dalam sebuah hadits disebutkan:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
Artinya: “Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya.” (HR Abu Daud).
Baca Juga: Malu Kepada Allah
Waktu pagi adalah waktu yang biasa digunakan manusia untuk memulai kegiatan harian. Waktu tersebut adalah waktu seharusnya penuh semangat untuk beraktivitas.
Rasulpun mengingatkan, “Seusai shalat fajar (subuh) janganlah kalian tidur, sehingga melalaikan kalian untuk mendapatkan rezeki.” (HR Ath-Thabrani).
Syaikh Abdurrahmanbin bin Nashir As Sa’di mengatakan bahwa inilah waktu utama untuk melakukan perjalanan yaitu perjalanan fisik baik jauh ataupun dekat. Juga untuk melakukan perjalanan ukhrowi, yakni untuk melakukan amalan akhirat.
Sebagai contoh adalah kebiasaan sahabat Nabi, Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu bagaimana beliau setelah shalat Shubuh selalu melakukan dzikrullah sampai matahari terbit.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-19] Jagalah Allah, Pasti Allah akan Menjagamu
Begitulah kegemaran baiknya, hingga ketika matahari telah terbit barulah ia beranjak dari tempat duduknya, lalu berdoa:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَقَالَنَا يَوْمَنَا هَذَا
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami berdzikir pada pagi hari ini.”
Demikian pula pejuang Muslim Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, adalah orang yang gemar beribadah di pagi hari.
Baca Juga: Mengembangkan Pola Pikir Positif dalam Islam
Ia pun berkata kegiatan paginya itu, “Ini adalah kebiasaanku di pagi hari. Jika aku tidak berdzikir seperti ini, hilanglah kekuatanku”.
Bukan hanya para ulama, para sahabat lainnya, jika selesai berdzikir bada Shubuh kalau tidak melanjutkan di rumah, ya mereka menyiapkan kegiatan paginya. Seperti dilakukan Shakhr bin Wada’ah. Begitu mendengar doa Nabi tentang keberkahan umatnya di pagi hari. Dia yang memang seorang pedagang, selalu menyiapkan ekspedidi barang dagangannya di pagi hari. dan benar, dia pun menjadi kaya dan banyak harta sera berkah.
Puteri Nabi, Fathimah Az-Zahra pun pernah diingatkan ayahnya, ketika suatu saat sedang berbaring ketika hari masih pagi. Barangkali Fathimah memang ingin menikmati pagi dengan tidur-tiduran sejenak.
Lalu dengan santunnya, sang Ayah pun mengatakan, “Wahai Anakku, bangunlah dan saksikanlah rezeki Tuhanmu dan janganlah engkau menjadi orang yang lalai, sebab Allah membagikan jatah rezeki kepada manusia di waktu fajar mulai menyingsing hingga matahari terbit.” (HR Al-Baihaqi).
Baca Juga: Tadabbur QS. Thaha ayat 14, Dirikan Shalat untuk Mengingat Allah
Senada dengan itu, Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, ulama ahli hadits penyusun kitab Fathul Bari mengatakan, “Sesungguhnya dikhususkan waktu pagi dengan keberkahan karena waktu pagi adalah waktu untuk melakukan kegiatan.”
Bagi para ulama, suasana pagi yang tenang adalah waktu yang paling baik untuk mendalami suatu ilmu. Termasuk bagi generasi yang sedang menghafal Al-Quran. Pada saat pagi inilah, kemampuan seseorang untuk memahami sebuah ilmu bisa lebih meningkat. Tingkat konsentrasi untuk menghafal pun lebih mudah untuk dilakukan.
Mari kita nikmati pagi hari dengan kegairahan, kesegaran dan semangat untuk beraktivitas degan niat untuk amal shalih karena Allah. Sehingga semua gerak kita tercatat sebagai pahala. Termasuk untuk kegiatan membaca, menulis, persiapan mengajar, menyiapkan bisnis, dan sebagainya.
Inilah waktu untuk menghirup udara pagi secara lebih fresh, menatap harapan dan optimisme. Sebab, pagi hari adalah start terbaik untuk meraih produktivitas, keberhasilan, kesuksesan dan yang jelas meraih keberkahan ilahi. (A/RS2/P2)
Baca Juga: Terus Berjuang Membela Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)