Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyambut Keagungan Ramadhan

Risma Tri Utami - Selasa, 24 Mei 2016 - 22:03 WIB

Selasa, 24 Mei 2016 - 22:03 WIB

411 Views ㅤ

Oleh Risma Tri Utami, Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) STAI Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat

Umat muslim patut bergembira dengan hadirnya bulan Ramadhan, sebab bulan tersebut merupakan bulan ampunan, bulan yang penuh dengan keberkahan, bulan Al-Qur’an, bulan kasih saying, bulan kesabaran, bulan taubat, serta bulan pembebasan dari api neraka.

Ibarat tamu agung, kedatangannya senantiasa di nanti. Persiapan pun dilakukan dengan semaksimal mungkin. Begitu pula bulan suci Ramadhan yang beberap pekan lagi akan datang. Sebagai Muslim yang taat, kita tentu berusaha semksimal mungkin dalam menyambut bulan seribu bulan itu dengan harapan agar dalam menjalankannya tak sia-sia.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri senantiasa menyambut gembira setiap datangnya Ramadhan. Dan berita gembira itu disampaikan pula kepada para sahabatnya seraya bersabda,

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

“Sungguh telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkatan. Allah telah memfardlukan atas kamu puasanya. Di dalam bulan Ramadhan dibuka segala pintu surga dan dikunci segala pintu neraka dan dibelenggu seluruh setan. Padanya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebaikan malam itu maka sesungguhnya dia telah dijauhkan dari kebajikan.” (H.R. Ahmad)

Ramadhan adalah bulan mulia, di mana setiap Muslim yang menjalankannya dengan penuh keikhlasan dan hanya mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka dia akan mendapatkan balasan terbaik berupa surga.

Bagi seorang Muslim, menjalankan puasa Ramadhan satu bulan penuh bukan sekedar menggugurkan kewajiban semata. Lebih dari itu puasa Ramadhan, bagi setiap Muslim adalah kebutuhan pokok untuk menyucikan ruhiyahnya yang mungkin selama sebelas bulan banyak berlumuran dosa dan maksiat.

Bekal Ramadhan

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Agar Ramadhan yang dijalankan itu penuh makna dan keberkahan, maka sepantasnya seorang Muslim harus mempersiapkan diri dengan beberapa bekal antara lain sebagai berikut.

Ada empat bekal yang harus disiapkan oleh setiap Muslim untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang penuh kebaikan itu antara lain: ilmu, amal, dakwah, dan sabar.

Ilmu tentang tuntunan Nabi beramal dengan tuntunan itu. Berdakwah mengajak manusia untuk kembali kepada ajaran-ajaran Islam. Terakhir, bersabar dalam menjalani ajaran-ajaran Islam. Ilmu tentang ayat-ayat dan hadis-hadis Nabi yang menguraikan tuntunan ibadah puasa hingga hari raya idul fitri. Ilmu tentang hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan puasa, tarawih, zakat, dan lain sebagainya.

Ilmu ini bisa diperoleh dengan menyimak keterangan para ulama, membaca kitab-kitab karya mereka, arahan dan nasihatnya untuk menyambut dan menjalani ibadah di bulan kasih sayang itu. Setelah mengetahui dan memahami ilmu itu dengan baik, maka berdoalah kepada Allah Subhanahu Wa Taala agar diberi kemudahan untuk mengamalkan. Menunaikan amal ibadah sesuai tuntunan dan ikhlas karena Allah Ta’ala. Beramal dengan penuh harapan mendapatkan pahala dari Allah dan keutamaan dari-Nya.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Beramal dengan penuh kesadaran bahwa semua yang menggerakkan niat itu adalah Allah Subhanahu Wa Taala semata bukan dari kemampuan dan kekuatan kita. Kemudian, apabila seorang telah berbekal diri dengan ilmu dan dalil, hendaklah dia mengajak manusia ke jalan Allah.

Kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Mengajak mereka dengan landasan ilmu dan keikhlasan. Mengajak mereka untuk mengamalkan Islam dan mengikuti tuntunan dengan penuh hikmah serta kesabaran. Dengan dakwah ini, umat Islam semakin mulia dan berjaya.

Dakwah untuk mengenalkan syari’at Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada umat manusia agar manusia mentauhidkan Allah semata. Setiap usaha atau perjuangan yang dilakukan seorang Muslim, pasti yang diinginkannya adalah kesuksesan. Dalam menanti kesuksesannya itu, maka seorang Muslim harus senantiasa bersabar di atas manhaj Islam.

Bersabar dalam menjalankan ketaatan dan bersabar dalam menjauhi larangan-larangan. Bersabar dalam menghadapi kelelahan, dahaga, tipuan nafsu saat menunaikan puasa Ramadhan. Sabar ibarat kepala bagi anggota badan. Tanpa sabar, lenyaplah iman.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Sikap Muslim menyambut Ramadhan Selain bekal di atas, ada beberapa sikap yang mesti disiapkan seorang Muslim dalam menyambut Ramadhan agung itu, antara lain di bawah ini.

Pertama, Al-Farhu. Perasaan hati yang penuh dengan kegembiraan. Hatinya merasa gembira, dan bersuka cita dengan kedatangan bulan Ramadhan ini, karena dipanggil Allah Subhanahu Wa Taala untuk melaksanakan puasa, karena dirinya meengetahui penuh dengan puasa ini Allah akan mengangkat derajatnya menjadi hamba-Nya yang bertaqwa, sesuai dengan firmannya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah 183)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Kedua, At-Tazzikiyah. Berusaha untuk membersihkan hati agar hatinya terbebas dari penyakit-penyakit hati yang menyebabkan dirinya sulit untuk mengakses “nur” rahasia hikmah yang tersembunyi di balik bulan Ramadhan dengan selalu memperbanyak bacaan istigfar, mohon ampunan kepada Allah dan tidak lupa dengan melipatgandakan sedekah kepada kaum fakir.

Ketiga, Al-Ilmu. Selalu belajar dan terus belajar untuk mencari ilmu yang sebanyak-banyaknya terutama dalam mepelajari tujuan, hikmah, keutamaan, amal-amal utama dan hal-hal yang dapat mengurangi bahkan merusak nilai ibadah puasanya.

Keempat, Al-Maghfirah. Memohon ampunan dari Allah, dan meminta maaf kepada orangtua, suaminya atau istri tercintanya, tidak lupa juga kepada kerabat, saudara, handai taulan dan para tetangga serta sahabat-sahabat. Agar dimaafkan dari segala kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Semoga saya dan sahabat-sahabatku tercinta bisa dimudahkan oleh Allah Subhanahu Wa Taala untuk selalu istiqomah dan mudawamah dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya, terutama perintah ibadah puasa yang akan kita hadapi dalam beberapa hari lagi. Dan semoga kita semua senantiasa istiqamah untuk sampai akhir menjalankan ibadah puasa Ramadhan nanti. (M010/P4)

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Tausiyah
Indonesia