Menyiapkan Generasi Pembebas Al-Aqsa Sejak dalam Kandungan

Oleh: , Pengajar di Ma’had Shuffah Al-Fatah Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat

Jika kita melihat kembali pada sejarah, setiap perjuangan para Nabi, Rasul, sahabat, dan syuhada dalam pembebasan Masjid Al-Aqsa, mereka semua penuh dengan persiapan. Semua gerakan dan strategi sangat tersusun sehingga pada ujungnya menemui kemenangan.

Kini pada zaman kaum Muslimin mulai menggeliat bangkit menjemput peradaban, maka sudah menjadi tugas kaum Muslimin menata bumi yang Alah titipkan agar menjadi tenteram. Begitu pula Masjid Al-Aqsa dan kawasan sekitarnya, negeri penuh berkah, akan dibebaskan dan dimakmurkan oleh kaum Muslimin.

Tentu ini adalah pembebasan yang tidak mudah, perlu persiapan dan kekuatan dari segala sisi, utamanya kekuatan iman dan takwa.

Seperti Allah sebutkan di dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran/3: 102).

Ayat ini dikaitkan dengan ayat berikutnya, yakni kewajiban orang-orang beriman hidup berjama’ah.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Ali Imran/3: 103).

Demikian halnya, dengan kaum Muslimin berjama’ah akan dapat membebaskan Masjid Al-Aqsa. Adapun lingkaran terkecil berjama’ah itu dimulai dari keluarga.

Mulai dari lingkaran terkecil keluarga itu kita dapat mempersiapkan dan mempersembahkan generasi pembebas Al-Aqsa. Tumbuhnya generasi pembebas Al-Aqsa dari masing-masing keluarga, bahkan sejak dalam kandungan, sudah disiapkan ke arah itu.

Mengambil pelajaran dari kisah Keluarga Imran di dalam Al-Quran, ketika sang ibu bernadzar untuk bayi yang dikandungnya akan dipersembahkan untuk berkhidmat di Baitul Maqdis (Masjidil Aqsa).

اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰىٓ اٰدَمَ وَنُوْحًا وَّاٰلَ اِبْرٰهِيْمَ وَاٰلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعٰلَمِيْنَۙ

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (pada masa masing-masing).” (QS Ali Imran/3: 33).

ذُرِّيَّةً ۢ بَعْضُهَا مِنْۢ بَعْضٍۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌۚ

“(sebagai) satu keturunan, sebagiannya adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS Ali Imran/3: 34).

اِذْ قَالَتِ امْرَاَتُ عِمْرَانَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu, di Baitul Maqdis), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS Ali Imran/3: 35).

Pokok dari persiapan di sini adalah persiapan tauhid, dengan dijaminkan bahwa bayi yang dikandung (Maryam) akan dijadikan sebagai pelayan Allah, berkidmat di Baitul Maqdis (Masjidil Aqsa). Artinya, semenjak dalam kandungan Maryam telah disiapkan oleh orang tuanya yang shalih untuk menjadi hamba Allah yang shalih, menjadi pelayan-Nya, pengabdi-Nya.

Maka kita saksikan dalam kisah, terjadilah bahwa benar Maryam menjadi hamba Allah yang shalih. Kita tahu Maryam dinadzarkan agar bisa berkhidmat di Masjidil Aqsa. Dari sana kita sambungkan dengan pembebasan Masjid Al-Aqsa, pelayan masjid sama halnya dengan pembebas masjid, sehingga persiapannya sama pentingnya.

Menjadi pembebas Masjid Al-Aqsa akan lebih berat tugasnya dibanding menjadi pelayan di dalam masjid. Yang itu berarti persiapan harus lebih matang, keshalihan harus lebih ditingkatkan, amal shalih harus lebih diperbanyak, dan kepada Allah harus lebih dekat.

Maka, tidak ada modal persiapan yang paling penting untuk pembebasan Masjidil Aqsa dibanding dengan mempersiapkannya semenjak dalam kandungan. Sehingga nantinya saat lahir, anak itu akan terarah kepada perjuangan ini.

Maka memang betul adanya dalam Al Qur’an, berjama’ah adalah kunci kemenangan, dimulai dari berjama’ahnya sebuah keluarga, dalam upaya menyiapkan generasi “Pembebas Al-Aqsa”. Allahu Akbar! Al-Aqsa Haqquna!! (A/Mus/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.