Menyikapi Kemenangan dan Kekalahan dalam Pemilihan Penguasa

Ilustrasi, permainan catur ibarat perebutan kekuasaan (Foto: Freepik)

Oleh: Zaenal Muttaqin

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ ۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Katakanlah (Muhammad), wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 26)

Menang dan kalah dalam pemimpin negara (baca: ) memiliki implikasi yang penting dalam pandangan agama .

Baca Juga:  Peran Dakwah dalam Memperbaiki Akhlak Umat

Islam memberikan pedoman yang jelas tentang bagaimana seharusnya umat Islam bersikap dalam situasi seperti ini, dengan tetap memegang teguh prinsip-prinsip ajaran Islam.

Berikut adalah beberapa pandangan penting dalam Islam tentang menang dan kalah dalam pemilihan pemimpin negara:

1. Menerima Penguasa yang Sah

Islam mendorong umatnya untuk menerima penguasa yang sah secara hukum dalam sebuah negara. Meskipun pemimpin yang terpilih tidak sesuai dengan pilihan pribadi, namun taat kepada hukum dan aturan yang ada adalah anjuran agama Islam.

2. Penolakan Terhadap Keburukan

Jika pemimpin yang terpilih melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam atau merugikan umat, umat Islam dianjurkan untuk menolak tindakan tersebut secara damai dan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Baca Juga:  Perspektif Islam Terhadap Maraknya Tindak Kekerasan

3. Doa dan Kesabaran

Dalam keadaan menang maupun kalah, umat Islam diajarkan untuk selalu berdoa kepada Allah agar dipimpin oleh penguasa yang adil dan baik.

Kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi hasil pemilihan juga sangat penting.

4. Tidak Menyebarkan Fitnah dan Kebencian

Agama Islam sangat menekankan pentingnya untuk tidak menyebarkan fitnah atau kebencian terhadap pemimpin yang terpilih, terlepas dari hasil pemilihan tersebut.

Sebaliknya, Islam mendorong untuk membangun hubungan yang baik dan harmonis dengan penguasa, selama tindakan tersebut tidak melanggar prinsip-prinsip agama.

5. Menghargai Proses Demokrasi

Islam menghargai proses demokrasi sebagai cara untuk memilih pemimpin negara, asalkan proses tersebut dilakukan secara adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Baca Juga:  Peran Dakwah dalam Memperbaiki Akhlak Umat

Dalam pandangan Islam, menang atau kalah dalam pemilihan pemimpin negara adalah bagian dari ujian hidup yang harus dihadapi dengan kesabaran, ketenangan, dan ketaatan kepada hukum Allah.

Hal ini juga menjadi kesempatan untuk memperkuat iman, memperbaiki diri, dan terus berdoa kepada Allah agar dipimpin oleh pemimpin yang adil dan baik. Allahu a’lam.

Mi’raj News Agency (MINA) 

Wartawan: Zaenal Muttaqin

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.