Oleh: dr. Suwardi Sukri, Dokter Integratif Medicine
Covid-19
Sebetulnya break infeksi Virus Corona pernah terjadi yang menyerang saluran pernafasan, dikenal dengan Severe Acute Respiratory Syndrome atau SARS, yang menyebar ke beberapa negara Asia, Amerika Utara, dan Uni Eropa. Virus SARS ini diduga berasal dari Tupai liar (Paguma Larvata) yang umumnya dikomsumsi oleh manusia.
Virus ini berbeda dengan Covid-19 yang merupakan virus baru. Ada pendapat yang mengatakan Covid-19 adalah mutan dari SARS Coronavirus atau strain ke-2 SARS Coronavirus. Yang jelas baik SARS Coronavirus dan Covid-19 , mereka masih dalam satu keluarga.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
Tropisma
Adalah sifat virus yang menyukai jaringan tertentu sebagai tempat masuknya. Pada jaringan yang disukai ini ada reseptor, sebagai tempat menempelnya virus. Contoh, virus Polio lebih suka menempel di jaringan saraf, virus HIV lebih suka menempel di CD 4 sel imun Sel T, virus Hepatitis B lebih nyaman menempel pada reseptor albumin pada sel hati. Coronavirus reseptor masuknya pada saluran pernapasan.
Penularan penyakit melalui percikan cairan penderita saat bersin, batuk, atau kontak langsung dengan penderita misalnya bersentuhan atau berjabat tangan. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan, setelah menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita Covid-19.
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi lebih beresiko bila terjadi pada orang lanjut usia, orang yang sedang sakit atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari
Struktur virus
Struktur virus yang lengkap hanya terdiri asam nukleat yang dilapisi oleh lapisan protein yang disebut kapsid. Virus tidak memiliki membran, seperti sel layaknya. Berdasakan struktur asam nukleat-nya, maka virus dibagi atas dua: virus DNA dan virus RNA.
Virus RNA
Tidak seperti bakteri yang memiliki asam nukleat yang terdiri dari DNA dan RNA, virus hanya memiliki salah satunya DNA atau RNA. Corona virus termasuk virus RNA. Mengapa kita perlu mengetahui hal ini? Ini untuk keperluan pemahaman kita bahwa virus itu adalah mahluk cerdas dan merusak. Tetapi mereka tidak bisa memperbanyak diri tanpa bantuan sel inang. Semua bahan yang dibutuhkan untuk mereka membelah, meraka ambil dari sel inang. Dengan cara mensabotase kode-kode gen sel inang.
Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman
Coronavirus hanya memiliki asam nukleat RNA untuk memperbanyak diri. Sederhana sekali. Dengan sifat-sifat ini maka sadarlah kita bahwa virus itu hebat. Namun manusia jauh lebih hebat dari virus karena manusia adalah sebaik-baik penciptaan mahluk yang diciptkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Virus dalam Bahasa latin adalah racun, namun virus butuh inang untuk memperbanyak diri. Tanpa inang virus lemah atau inert. Itulah sebabnya virus Corona yang menempel pada benda-benda bersifat lemah. Mudah mati dengan terpapar sinar ultraviolet, cuci tangan, dan desinfektan. Karena mereka tidak memiliki membran. Membran dalam keseharian kita sebut dinding, lebih simpelnya, jaket. Saya lebih menganjurkan dengan densifektan. Pakai sabun juga boleh. Tapi ingat virus ini suka musim hujan dan udara lembab.
Letak perbedaan antara virus DNA dengan virus RNA yaitu virus DNA memperbanyak diri di dalam inti sel inangnya. Sementara virus RNA membelah di sitoplasma sel inangnya. Cara mereka memperbanyak diri tidak jauh berbeda; mereka memanfaatkan sandi-sandi genetik sel inang untuk memproduksi energi, makromolekul seperti protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat untuk kebutuhan si virus. Tapi yang bekerja sel inang. Hebatkan virus. Masyaa Allah. Bila kebutuhan mereka telah terpenuhi , maka mereka perbanyak diri. Hanya butuh beberapa waktu ada 3-8 jam bahkan ada sampai 40 jam tergantung virusnya. Tidak ada keterangan mengenai Coronavirus butuh berapa jam. Jumlah virus yang dihasilkan dari membela diri bisa sampai 100 – 200 virus.
Cara Virus Menginfeksi Sel Inang
Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah
Ketika Virus Corona masuk pada saluran napas, dia akan menempel pada reseptor sel inang. Kemudian secara endotosis yaitu dia masuk dengan cara membuat celah pada membran sel. Maka masuklah dia ke dalam sel, lebih tepatnya di dalam sitoplasma sel. Saat inilah asam nukleat virus aktif menyandi produksi enzim yang mereka butuhkan. Karena virus tidak memiliki enzim untuk membuat protein dan energi. Dengan mudahnya virus melakukan ini.
Setelah virus berhasil memperbanyak diri. Lalu apa selanjutnya? Ada beberapa kemungkinan; virus keluar meninggalkan sel inang. Sel inang bengkak atau mati. Kemudian virus mencari sel inang di sekitarnya, untuk diinfeksi. Bahkan mereka dapat menyebar ke organ jauh seperti ke saluran pencernaan. Bisa juga mereka menetap di dalam sel inang sebagai infeksi persisten.
Proses Infeksi dan memperbanyak diri tidak akan berlanjut jika sel inang tidak membiarkan hal itu terjadi. Maka infeksi akan abortif, virus mati. Ini bisa tercapai bila daya tahan tubuh dan sikap inang kuat.
Gejala
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia
Secara alami, saat virus infeksi sel inang. Tubuh melawan. Ini disebut fase eclipse. Ini saat menentukan apakah infeski berlanjut atau virus mati. Tergantung kuat-kuatan imunitas tubuh dan daya infeksi virus. Jika inang lemah maka infeksi berlanjut. Perlu masa inkubasi, ada melaporkan 3-14 hari. Gejala yang dapat dirasakan oleh penderita. Seperti infeksi umum lainnya merasakan demam, sakit kepala, hidung tersumbat, batuk, hidung berair, nyeri tenggorokan. Atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat seperti: demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Diare jika infeksi ke saluran cerna.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, bisa juga menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia.
Terapi
Bersifat suportif, yaitu untuk mengatasi gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit. Diisolasi di ruang khusus untuk pemulihan kesehatan dan untuk mencegah penularan ke orang lain. Tentu profesional rumah sakit memiliki SOP.
Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis
Mencegah Lebih Baik
Untuk mencegah agar tubuh tidak terinfeksi virus Corona maka penting meningkatkan sistim kekebalan tubuh. Dengan cara terintegrasi. Tubuh terdiri atas dua komponen yaitu organ dan nonorgan (spritual, mental, dan emosi). Keduanya harus terintegrasi agar tercapai kekebalan yang maksimal.
Tubuh sebagai organ. Secara singkat saya jelaskan. Tubuh memiliki sistim pertahanan enzimatik yaitu SOD=superoksida dismutase, katalase, glutation. Enzim tersebut diproduksi oleh tubuh. Khasiatnya, sangat memperkuat sel agar tidak mudah rusak baik oleh radikal bebas terlebih infeksi virus. Saat virus menginfeksi sel inang, maka sel inang membentuk interferon. Kemudian interferon akan menstimulasi sel-sel disekitarnya, bahkan sel yang jauh sekalipun. Untuk membentuk dan mengaktifkan pertahanan enzimatik. Pertahanan enzimatik akan menghambat messenger RNA virus sehingga virus tidak membelah.
Selain itu ada juga pertahanan enzimatik DNA repair, untuk memperkuat gen sel agar tidak mudah rusak. Di samping pertahanan enzimatik, tubuh juga memiliki pertahanan seluler dan anti bodi. Di mana imunitas ini semakin kuat jika terpenuhi kebutuhan nutrisinya seperti vitamin A, beta karoten, vitamin C, dan vitamin E, serta mineral Kalium, magnesium, kalsium dan zinc.
Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global
Stres dan Mikrobiom
Sistim kekebalan tubuh 70% ada di saluran cerna. Hampir sebagian norma flora usus ada di saluran cerna. Usus adalah otak kedua. Neurotransmiter yang dihasilkan otak, juga dihasilkan di usus. Antara otak dan usus terkoneksi dengan sistim saraf otonom. Otak stres maka usus pun stres. Stres akan memicu perubahan norma flora usus atau mikrobiom. Usus khususnya usus besar sangat sensitif dengan stimulasi stres sekecil apapun. Akibatnya, bakteri baik akan berubah menjadi bakteri jahat. Dampaknya akan memengaruhi sistem pertahanan tubuh.
Bakteri jahat membuat pH tubuh lebih asam. Kondisi asam jelas sangat merugikan tubuh, tubuh lebih mudah sakit. Oleh karena itu, tubuh berusaha menetralisir pH asam ini menjadi basa optimal. Dengan cara memanfaatkan deposit mineral penetral asam yaitu Kalium, Magnesium, Kalsium dan Natrium. Bila kondisi pH asam berlangsung lama, maka mineral banyak yang terpakai. Sehingga tubuh mengalami defisiensi mineral. Sebab untuk mentralkan asam butuh 20 basa. Ilustrasinya begini: untuk menetralisir gula satu donat, maka tubuh butuh 20 buah apel.
Defisiensi mineral perlemah sistem kekebalan tubuh terlebih pertahanan enzimatis. Mengapa? Enzim – enzim hebat ini akan berfungsi jika ada co-faktor enzim yaitu mineral-mineral tersebut. Nampaknya, orang modern zaman now banyak yang mengalami kekurangan mineral tersebut. Akibat suka mengomsumsi junkfood dan makanan diolah. Sehingga tubuhnya mudah atau rentan mengidap suatu penyakit kronis terlebih penyakit infeksi virus.
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Mikrobiom pada dasarnya bermanfaat bagi tubuh, namun jika kondisi tubuh drop, maka bakteri ini akan berubah menjadi jahat dan dapat menginfeksi tubuh. Oleh sebab itu, ada yang menyebut mereka sebagai bakteri opurtunistik. Selain di usus, di paru pun terdapat bakteri. Boleh jadi virusnya self limiting desease, namun bakteri jahatnya dapat memberi infeksi sekunder. Dan lebih berat lagi, bakteri pun dapat terinfeksi oleh virus sebagai bakteriofage. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan pemberian probiotik untuk perkuat normaflora usus.
Ujian dari Tuhan
Tubuh sebagai nonorgan. Kita yakin, setiap bencana di muka bumi ini adalah suatu ujian dari Tuhan Yang Maha Kuasa, maka manusia yang lemah tidak sepatutnya membanggakan diri di hadapan-Nya. Manusia harus merendah di hadapan-Nya. Dengan virus yang tak nampak, sering manusia tak berdaya. Oleh karena itu, perbanyak ibadah dan doa kepada-Nya. Ini saatnya lebih merapat kepada-Nya karena Dia sangat sayang pada hamba-Nya. Selaraskan pikiran- spiritual- perasaan agar cool dan optimis. Selalu memberi pikiran positip maka tubuh memberi hasil positif.
Nutrisi
Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina
Sedapat mungkin minimalkan makanan dan minuman yang diproses dan pemanis . Karena akan perlemah sisitim kekebalan tubuh. Lebih baik mengomsumsi makanan yang natural .Untuk itu saya menawarkan satu jus yakni; Apel zinc; 3 apel, 2 wortel, 1 cm jahe. Cara: semua bahan dicuci bersih. Apel dibuang biji, kulit tidak dibuang. Wortel dikupas, dan potong-potong. Jahe dikupas. Masukkan semua bahan dengan setengah gelas air, lalu blender. Minum segar-segar. Tidak boleh pakai gula pasir atau susu, boleh pake gula alami stevia atau madu asli secukupnya. Buat 3 dosis sehari. Minum dalam keadaan perut kosong.
Kandungan jus ini: Beta karoten, asam folat dan vitamin C , Kalsium, Magnesium, dan Kalium. Manfaat: memberikan boost energi 4x, detoks 3x, daya imun 3x, digestif 4x, peremajaan kulit 4x.
Silakan dicoba, semoga bermanfaat.
Pencegahan; sedapat mungkin menghindar kontak dengan penderita, hindari kerumunan, memakai masker, menjaga kebersihan tubuh, cuci tangan, cukup minum, dan cukup istirahat.
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Harapan masa depan
Belum ada obat yang dapat mengatasi infeksi virus . Karena virus infeksi intraseluler di mana zat obat harus dapat masuk ke dalam sel. Dan obat hanya membunuh virus, tetapi tidak boleh mengganggu aktivitas sel. Bahkan dapat berperan sebagai regulator intra seluler. Sampai sekarang belum ada obat kimia yang memenuhi standar ini.
Satu-satunya harapan ada pada bahan natural seperti tumbuhan. Karena bahan natural ini kaya zat bioaktif, enzim, vitamin, mineral yang dibutuhkan oleh sel. Contoh; tomat dan jambu biji kaya akan zat bioaktif likopen. Likopen diserap baik oleh sel paru. Masalahnya, bagaimana cara agar likopen ini dapat berkasiat sebagai obat anti virus? Sementara virus membelah secara progresif. Maka diperlukan dosis likopen yang tepat agar bekerja secara maksimal. Selain itu, pemanfaatan herbal natural harus secara keseluruhan. Tidak boleh menghilangkan enzim, vitamin, dan mineralnya. Ini tantangannya.
Mungkin teknologi nano dapat menjawab tantangan ini. Teknologi ini bertujuan memperkecil struktur biomolekuler herbal sampai seukuran nano. Namun memiliki manfaat yang jauh lebih jika herbal dikomsumsi secara raw. Misalnya, satu kilo buah jambu biji dapat dinanokan menjadi satu tablet. Luar biasa bukan?
Indonesia kaya dengan tumbuhan herbal; sayur, buah dan rempah-rempah. Yang menanti tangan-tangan profesional mengelolahnya. Ini suatu harapan dan tantangan. Sehingga ke depan berbagai wabah penyakit kronik, juga penderita infeksi virus dapat tersenyum meraih kesehatannya.
Salam sehat.
(AK/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)