Jakarta, 9 Jumadil Awwal 1437/17 Februari 2016 (MINA) – Usai menyelesaikan pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RS Indonesia) di Gaza, Palestina, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) berencana membangun RS Indonesia di Tepi Barat.
Hal itu disampaikan oleh Presidium MER-C Joserizal Jurnalis saat menyambut tiga Relawan RS Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Selasa (16/2) malam.
Namun, Joserizal belum bisa memastikan kapan proyek kemanusiaan di Tepi Barat Palestina itu akan dimulai. Ia mengatakan akan terlebih dahulu meninjau lokasi sebelum memulai pembangunannya.
Ia juga menambahkan bahwa pembangunan RS Indonesia di Tepi Barat itu dapat berjalan dengan adanya dukungan dari masyarakat.“Jika publik mendukung kita pasti akan usahakan. Tentunya bekerjasama dengan Ponpes Al-Fatah,” ujarnya kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Menurutnya, pembanguan rumah sakit itu adalah bagian dari mediasi perdamaian. Pembangunan RS Indonesia di Tepi Barat juga bagian dari perjuangan kemerdekaan Palestina dan mengembalikan Al-Aqsha ke pangkuan umat Islam.
“Kita berjuang tak hanya untuk kemerdekaan Palestina, namun yang tidak kalah penting adalah mengembalikan Al-Aqsha ke tangan Muslimin. Perjuangan kita ini bukan hanya untuk sebulan dua bulan atau setahun dua tahun, tapi perjuangan kita ini harus sampai akhir hayat hingga Palestina merdeka dan Al-Aqsha kembali ke tangan Muslimin,” tegasnya.
Ketika ditanya apa kelanjutan RS Indonesia di Gaza setelah diserahterimakan kepada Palestina pada akhir Desember 2015, ia menjawab, pihaknya akan tetap mengawal RS Indonesia dengan mengirim relawan lagi agar rumah sakit tersebut bisa berjalan sesuai dengan fungsinya.
“RS Indonesia ini harus menjadi milik rakyat Palestina, dan diwakili oleh pemerintah Palestina yang bisa menyatukan warga Palestina, tidak boleh dieksploitasi oleh sebuah kelompok saja,” ungkapnya
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Selain itu, MER-C juga berencana akan mengirim tenaga medis untuk melakukan pelatihan kepada dokter-dokter Palestina yang bekerja di RS Indonesia, atau mengundang mereka untuk melakukan pelatihan di Indonesia.
Pembangunan RS Indonesia dimulai Januari 2009 dengan dana total RP126 miliar itu murni diperoleh dari sumbangan rakyat Indonesia tanpa bantuan asing.
Melalui donasi yang ada dari masyarakat Indonesia, RS Indonesia yang dibangun oleh Lembaga Kemanusiaan MER-C dengan relawan dari Pondok Pesantren Al-Fatah Indonesia dapat memberikan yang terbaik persembahan rakyat Indonesia untuk rakyat Gaza.
RS Indonesia menempati lahan seluas 16.261 meter persegi, merupakan wakaf pemerintah Palestina. Luas bangunan sekitar 10.000 meter persegi.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Rumah sakit itu terdiri dari dua lantai dan ruang bawah tanah. RS Indonesia memiliki 90 ruang rawat inap, 10 ruang instalasi gawat darurat, satu laboratorium, satu ruang radiologi, dan sepuluh ruang perawatan insentif berkapasitas 100-150 pasien.
Fasilitas Rumah Sakit Indonesia di Gaza cukup lengkap, antara lain meliputi aneka peralatan medis canggih seperti alat bedah ortopedi dan CT Scan.(L/Nrz/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain